Jumat, 30 Desember 2011

TENTANG HUTANG


Risalah kali ini adalah lanjutan dari risalah sebelumnya. Pada risalah sebelumnya, kami telah menjelaskan mengenai keutamaan orang yang memberi pinjaman, keutamaan memberi tenggang waktu pelunasan dan keutamaan orang yang membebaskan sebagian atau keseluruhan hutangnya. Pada risalah kali ini agar terjadi keseimbangan pembahasan, kami akan menjelaskan beberapa hal mengenai bahaya orang yang enggan melunasi hutangnya. Semoga bermanfaat.
Keutamaan Orang yang Terbebas dari Hutang Dari Tsauban, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
وَالدَّيْنِ وَالْغُلُولِ الْكِبْرِ مِنَ الْجَنَّةَ دَخَلَ ثَلاَثٍ مِنْ بَرِىءٌ وَهُوَ الْجَسَدَ الرُّوحُ فَارَقَ مَنْ
“Barangsiapa yang ruhnya terpisah dari jasadnya dan dia terbebas dari tiga hal: [1] sombong, [2] ghulul (khianat), dan [3] hutang, maka dia akan masuk surga.” (HR. Ibnu Majah no. 2412. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.”
Mati Dalam Keadaan Masih Membawa Hutang, Kebaikannya Sebagai Ganti,Dari Ibnu ‘Umar, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
دِرْهَمٌ دِينَارٌ وَلاَ ثَمَّ لَيْسَ حَسَنَاتِهِ مِنْ قُضِىَ دِرْهَمٌ أَوْ رٌ دِينَاوَعَلَيْهِ مَاتَ مَنْ
“Barangsiapa yang mati dalam keadaan masih memiliki hutang satu dinar atau satu dirham, maka hutang tersebut akan dilunasi dengan kebaikannya (di hari kiamat nanti) karena di sana (di akhirat) tidak ada lagi dinar dan dirham.” (HR. Ibnu Majah no. 2414. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih). Ibnu Majah juga membawakan hadits ini pada Bab “Peringatan keras mengenai hutang.”
Itulah keadaan orang yang mati dalam keadaan masih membawa hutang dan belum juga dilunasi, maka untuk membayarnya akan diambil dari pahala kebaikannya. Itulah yang terjadi ketika hari kiamat karena di sana tidak ada lagi dinar dan dirham untuk melunasi hutang tersebut.
Urusan Orang yang Berhutang Masih Menggantung
Dari Abu Hurairah, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
عَنْهُ يُقْضَى حَتَّىبِدَيْنِهِ مُعَلَّقَةٌ الْمُؤْمِنِ نَفْسُ
“Jiwa seorang mukmin masih bergantung dengan hutangnya hingga dia melunasinya.” (HR. Tirmidzi no. 1078. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih sebagaiman Shohih wa Dho’if Sunan At Tirmidzi)
Al ‘Iroqiy mengatakan, “Urusannya masih menggantung, tidak ada hukuman baginya yaitu tidak bisa ditentukan apakah dia selamat ataukah binasa, sampai dilihat bahwa hutangnya tersebut lunas atau tidak.” (Tuhfatul Ahwadzi, 3/142)
Orang yang Berniat Tidak Mau Melunasi Hutang Akan Dihukumi Sebagai Pencuri
Dari Shuhaib Al Khoir, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
سَارِقًا اللَّهَ لَقِىَ إِيَّاهُ يُوَفِّيَهُ لاَ أَنْ مُجْمِعٌ وَهُوَ دَيْنًا يَدَيَّنُ رَجُلٍ أَيُّمَا
“Siapa saja yang berhutang lalu berniat tidak mau melunasinya, maka dia akan bertemu Allah (pada hari kiamat) dalam status sebagai pencuri.” (HR. Ibnu Majah no. 2410. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shohih)
Al Munawi mengatakan, “Orang seperti ini akan dikumpulkan bersama golongan pencuri dan akan diberi balasan sebagaimana mereka.” (Faidul Qodir, 3/181)
Ibnu Majah membawakan hadits di atas pada Bab “Barangsiapa berhutang dan berniat tidak ingin melunasinya.”
Ibnu Majah juga membawakan riwayat lainnya. Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُ أَتْلَفَهُ إِتْلاَفَهَا يُرِيدُ النَّاسِ أَمْوَالَ أَخَذَ مَنْ
“Barangsiapa yang mengambil harta manusia, dengan niat ingin menghancurkannya, maka Allah juga akan menghancurkan dirinya.” (HR. Bukhari no. 18 dan Ibnu Majah no. 2411). Di antara maksud hadits ini adalah barangsiapa yang mengambil harta manusia melalui jalan hutang, lalu dia berniat tidak ingin mengembalikan hutang tersebut, maka Allah pun akan menghancurkannya. Ya Allah, lindungilah kami dari banyak berhutang dan enggan untuk melunasinya.
Masih Ada Hutang, Enggan Disholati
Dari Salamah bin Al Akwa’ radhiyallahu ‘anhu, beliau berkata:
 Kami duduk di sisi Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Lalu didatangkanlah satu jenazah. Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak ada.” Lalu beliau mengatakan, “Apakah dia meninggalkan sesuatu?” Lantas mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak.” Lalu beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam menyolati jenazah tersebut.
 Kemudian didatangkanlah jenazah lainnya. Lalu para sahabat berkata, “Wahai Rasulullah shalatkanlah dia!” Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Iya.” Lalu beliau mengatakan, “Apakah dia meninggalkan sesuatu?” Lantas mereka (para sahabat) menjawab, “Ada, sebanyak 3 dinar.” Lalu beliau mensholati jenazah tersebut.
 Kemudian didatangkan lagi jenazah ketiga, lalu para sahabat berkata, “Shalatkanlah dia!” Beliau bertanya, “Apakah dia meningalkan sesuatu?” Mereka (para sahabat) menjawab, “Tidak ada.” Lalu beliau bertanya, “Apakah dia memiliki hutang?” Mereka menjawab, “Ada tiga dinar.” Beliau berkata, “Shalatkanlah sahabat kalian ini.” Lantas Abu Qotadah berkata, “Wahai Rasulullah, shalatkanlah dia. Biar aku saja yang menanggung hutangnya.” Kemudian beliau pun menyolatinya.” (HR. Bukhari no. 2289)
Dosa Hutang Tidak Akan Terampuni Walaupun Mati Syahid
Dari ‘Abdillah bin ‘Amr bin Al ‘Ash, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
الدَّيْنَ إِلاَّ ذَنْبٍ كُلُّ لِلشَّهِيدِ يُغْفَرُ
“Semua dosa orang yang mati syahid akan diampuni kecuali hutang.” (HR. Muslim no. 1886)
Oleh karena itu, seseorang hendaknya berpikir: “Mampukah saya melunasi hutang tersebut dan mendesakkah saya berhutang?” Karena ingatlah hutang pada manusia tidak bisa dilunasi hanya dengan istighfar.
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam Sering Berlindung dari Berhutang Ketika Shalat
Bukhari membawakan dalam kitab shohihnya pada Bab “Siapa yang berlindung dari hutang”. Lalu beliau rahimahullah membawakan hadits dari ‘Urwah, dari ‘Aisyah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا أَكْثَرَ مَا قَائِلٌ لَهُ فَقَالَ.«وَالْمَغْرَمِ الْمَأْثَمِ مِنَ بِكَ أَعُوذُ إِنِّى اللَّهُمَّ »وَيَقُولُالصَّلاَةِ فِى يَدْعُو كَانَ   
.«فَأَخْلَفَ وَوَعَدَ فَكَذَبَ حَدَّثَ غَرِمَ إِذَا الرَّجُلَ إِنَّ » قَالَ الْمَغْرَمِمِنَ اللَّهِ رَسُولَ يَا تَسْتَعِيذُ
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam biasa berdo’a di akhir shalat (sebelum salam): ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).”
Lalu ada yang berkata kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam, “Kenapa engkau sering meminta perlindungan adalah dalam masalah hutang?” Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika orang yang berhutang berkata, dia akan sering berdusta. Jika dia berjanji, dia akan mengingkari.” (HR. Bukhari no. 2397)
Al Muhallab mengatakan, “Dalam hadits ini terdapat dalil tentang wajibnya memotong segala perantara yang menuju pada kemungkaran. Yang menunjukkan hal ini adalah do’a Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam ketika berlindung dari hutang dan hutang sendiri dapat mengantarkan pada dusta.” (Syarh Ibnu Baththol, 12/37)
Adapun hutang yang Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berlindung darinya adalah tiga bentuk hutang:
Hutang yang dibelanjakan untuk hal-hal yang dilarang oleh Allah dan dia tidak memiliki jalan keluar untuk melunasi hutang tersebut.
Berhutang bukan pada hal yang terlarang, namun dia tidak memiliki cara untuk melunasinya. Orang seperti ini sama saja menghancurkan harta saudaranya.
Berhutang namun dia berniat tidak akan melunasinya. Orang seperti ini berarti telah bermaksiat kepada Rabbnya. Orang-orang semacam inilah yang apabila berhutang lalu berjanji ingin melunasinya, namun dia mengingkari janji tersebut. Dan orang-orang semacam inilah yang ketika berkata akan berdusta. (Syarh Ibnu Baththol, 12/38)
Itulah sikap jelek orang yang berhutang sering berbohong dan berdusta. Semoga kita dijauhkan dari sikap jelek ini.
Kenapa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sering berlindung dari hutang ketika shalat? Ibnul Qoyyim dalam Al Fawa’id (hal. 57, Darul Aqidah) mengatakan, “Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam meminta perlindungan kepada Allah dari berbuat dosa dan banyak hutang karena banyak dosa akan mendatangkan kerugian di akhirat, sedangkan banyak utang akan mendatangkan kerugian di dunia.”
Inilah do’a yang seharusnya kita amalkan agar terlindung dari hutang: ALLAHUMMA INNI A’UDZU BIKA MINAL MA’TSAMI WAL MAGHROM (Ya Allah, aku berlindung kepadamu dari berbuat dosa dan banyak utang).
Berbahagialah Orang yang Berniat Melunasi Hutangnya
Ibnu Majah dalam sunannya membawakan dalam Bab “Siapa saja yang memiliki hutang dan dia berniat melunasinya.” Lalu beliau membawakan hadits dari Ummul Mukminin Maimunah.
نَبِيِّى سَمِعْتُ إِنِّى بَلَى قَالَتْ عَلَيْهَا ذَلِكَ وَأَنْكَرَ تَفْعَلِى لاَ أَهْلِهَا بَعْضُ لَهَا فَقَالَ دَيْنًا تَدَّانُ كَانَتْ
عَنْهُ اللَّهُ أَدَّاهُ  إِلأَ دَاءَهُ يُرِيدُ أَنَّهُ مِنْهُ اللَّهُ يَعْلَمُ دَيْنًا يَدَّانُ مُسْلِمٍ مِنْ مَا» يَقُولُ -مص-وَخَلِيلِى
.« الدُّنْيَا فِى
Dulu Maimunah ingin berhutang. Lalu di antara kerabatnya ada yang mengatakan, “Jangan kamu lakukan itu!” Sebagian kerabatnya ini mengingkari perbuatan Maimunah tersebut. Lalu Maimunah mengatakan, “Iya. Sesungguhnya aku mendengar Nabi dan kekasihku shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Jika seorang muslim memiliki hutang dan Allah mengetahui bahwa dia berniat ingin melunasi hutang tersebut, maka Allah akan memudahkan baginya untuk melunasi hutang tersebut di dunia.” (HR. Ibnu Majah no. 2399. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih kecuali kalimat fid dunya -di dunia-)
Dari hadits ini ada pelajaran yang sangat berharga yaitu boleh saja kita berhutang, namun harus berniat untuk mengembalikannya. Perhatikanlah perkataan Maimunah di atas.
Juga terdapat hadits dari ‘Abdullah bin Ja’far, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
اللَّهُ يَكْرَهُ فِيمَا يَكُنْ لَمْ مَا دَيْنَهُ يَقْضِىَ حَتَّى الدَّائِنِ مَعَ اللَّهَ إِنَّ
“Allah akan bersama (memberi pertolongan pada) orang yang berhutang (yang ingin melunasi hutangnya) sampai dia melunasi hutang tersebut selama hutang tersebut bukanlah sesuatu yang dilarang oleh Allah.” (HR. Ibnu Majah no. 2400. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shohih)
Sebaik-baik orang adalah yang paling baik dalam membayar hutang. Ketika dia mampu, dia langsung melunasinya atau melunasi sebagiannya jika dia tidak mampu melunasi seluruhnya. Sikap seperti inilah yang akan menimbulkan hubungan baik antara orang yang berhutang dan yang memberi hutangan.
Dari Abu Hurairah, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
قَضَاءً أَحْسَنُكُمْ خِيَارَكُمْ إِنَّ
“Sesungguhnya yang paling di antara kalian adalah yang paling baik dalam membayar hutang.” (HR. Bukhari no. 2393)
Ya Allah, lindungilah kami dari berbuat dosa dan beratnya hutang, mudahkanlah kami untuk melunasinya.
Alhamdulillahilladzi bi ni’matihi tatimmush sholihaat. Wa shollallahu ‘ala nabiyyiina Muhammad wa ‘ala alihi wa shohbihi wa sallam.
Kami ucapkan jazakumullah khoiron kepada guru kami Al Ustadz Aris Munandar yang telah mengoreksi ulang tulisan ini. Semoga Allah selalu memberkahi ilmu dan umur beliau.
Yogyakarta, 6 Shofar 1430 H
Yang selalu mengharapkan ampunan dan rahmat Rabbnya
***Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal
 Muroja’ah: Ustadz Aris Munandar
 Artikel www.muslim.or.id

Kamis, 22 Desember 2011

HIKMAH SODAKOH


 
Islam adalah agama yang sempurna dalam segala hal. Tetapi kenapa pengentasan kemiskinan belum bisa dikatakan berhasi, kenapa kesejahteraan masyarakat miskin masih jauh dari standar kebutuhan pokok, bahkan orang didalam penjara jauh lebih sejahtera dibandingkan apa yang dimakan oleh masyarakat miskin. Sebenarnya masyarakat islam banyak sekali yang sejahtera bahkan lebih sejahtera lagi tetapi hanya sedikit sekali yang menyadarinya, sehingga terlupakan kewajibannya untuk menginfakkan sebagian hartanya dijalan Alloh atau melupakannya karena hatinya tertutub dengan pikiran keduniaannya?...
Tentunya tidak akan terjadi jika perintah Alloh dijalani, yang mengerti mau menyampaikan kebenaran dan yang belum memahami mau untuk belajar dan belajar.
Seandainya satu orang yang punya kelebihan harta mau mengangkat satu orang miskin saja sudah dapat dipastikan untuk kesejahteraan saudara kita yang kurang beruntung akan tercapai. Insya Alloh.
Dan jika orang islam sadar dengan janji Alloh yang maha pemberi rizki juga meyakininya bahwa Alloh tidak akan pernah untuk tidak menepati janjiNya saya yakin seyakin-yakinnya Umat Islam akan sejahtera.

Hikmahnya antara lain yang perlu diingat: 
“ Siapakah yang mau memberikan pinjaman kepada Alloh, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya dijalan Alloh), maka Alloh akan melipatgandakan pembayarannya kepadanay dengan lipatganda yang banyak. Dan Alloh menyempitkan serta melapangkan (rejeki) dan kepadanyalah kamu dikembalikan.” (QS. Al Baqoroh: 245)
“ Perumpamaan (nafkah yang dikeluarka oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya dijalan Alloh adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh butir, pada tiap-tiap butir seratus biji. Alloh melipatgandakan (ganjaran) bagi setiap yang Dia kehendaki. Dan Alloh Maha Luas (KaruniaNya) lagi Maha Mengetahui.” (QS. Al Baqoroh: 261)

“ Dan perumpamaan orang-orang yang membelanjakan hartanya karena mencari rido Alloh dan untuk keteguhan jiwanya, sepeti sebuah kebun yang terletak didataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buahnya dua kali lipat. Jika hujan lebat tidak menyiraminya maka hujan (gerimispun memadai). Dan Alloh Maha Melihat apa yang kamu perbuat.” (QS. Al Baqoroh: 265)
Didalam hadis kudsi Alloh berfirman “ Hai anak Adam, infakkanlah hartamu. Niscaya Aku memberikan nafkah padamu.” (HR. Muslim)

Orang yang mengusahakan bantuan (pertolongan) untuk janda dan orang miskin ibarat berjihat dijalan Alloh dan ibarat orang salat malam. Iya tidak merasa lelah dan ia ibarat orang berpuasa tidak pernah berbuka. (HR. Bukhari)

Tdak ada satu subuhpun yang dialami hamba-hamba Alloh kecuali turun kepada mereka dua malaikat. Salah satu diantara keduanya berdo’a: “ Ya Alloh, berilah ganti bagi orang yang berinfak”. Dan yang satunya lagi berdo’a “ Ya Alloh, berilah kerusakan bagi orang yang menahan (hartanya)” (HR. Bukhari)
Seorang sahabat bertanya kepada Rosululloh SAW, “ Sodakoh yang bagaimana yang paling besar pahalanya?...Nabi menjawab “ saat kamu bersodakoh hendaklah kamu sehat dan dalam kondisi pelit dan saat kamu takut melarat tetapi mengharap kaya. Jangan ditunda sehingga rohmu ditenggorokan baru kamu berkata untuk Fulan sekian untuk Fulan sekian.” (HR. Bukhori)

Barangsiapa ingin do’anya terkabul dan dinbebaskan dari kesulitannya hendaknya dia mengatasi (menyelesaikan) kesulitan orang lain. (HR. Ahmad)

Jauhkan dirimu dari api neraka walau hanya dengan sodakoh sebutir kurma. (Mutafak alaih)
Turunkanlah rizkimu dari Alloh dengan mengeluarkan sodakoh. (HR. Al Baihaki)

Bentengilah rizkimu dengan zakat, obati orang-orang sakit(dari kalanganmu) dengan bersodakoh dan persiapkan do’a untuk menghadapi bencana. (HR. Ahmad)

Tiada seorang bersodakoh dengan baik kecuali Alloh memelihara kelangsungan warisannya.
(HR. Ahmad)

Naungan bagi seorang mukmin pada hari kiamat adalah sodakohnya.
 (HR. Ahmad)

Sodakoh yang paling utama ialah yang diberikan kepada keluarga dekat yang bersikap memusuhi.
 (HR. Ath Thabrani dan Abu Dawud)

Satu dirham memacu dan mendahului seratus ribu dirham. Para Sahabat bertanya, “Bagaimana itu?...Nabi menjawab, “Seorang hanya memiliki hanya dua dirham. Dia mengambil satu dirham dan bersodakoh dengannya, dan seorang lagi  seorang lagi memiliki harta benda yang banyak, dia mengambil seratus ribu dirham untuk disodakohkannya. (HR. An Nasa’i)

Barang siapa diberi Alloh harta dan tidak menunaikan zakatnya kelak dihari kiamat dia akan dibayang-bayangi denga seekor ular bermata satu ditengah dan mempunya dua lidah yang melilitnya. Ular itu mencengkeram kedua rahangnya seraya berkata,”Aku hartamu, Aku pusaka simpananmu,” Kemudian Nabi membaca firman Alloh surat Ali Imran ayat 180: “Dan janganlah orang-orang yang bahil dengan harta yang Alloh berikan kepada mereka dari karuniaNya menyangka bahwa kenahilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebahilan itu buruk bagi mereka. Harta yang dibahilkan itu akan dikalungkan kelak dilehernya dihari kiamat. Dan kepunyaan Allohlah segala warisan (yang ada) dilangit dan bumi.”
 (HR. Bukhori)

Tiada suatu kaum menolak mengeluarkan zakat melainkan Alloh menimpa mereka dengan paceklik(kemarau panjang dan kegagalan panen). (HR. Ath Brani)

TABEL ZAKAT

JENIS ZAKAT
NISOB
WAKTU
PERHITUNGAN
KETERANGAN
Fitrah
-
Ramadhan
2,5 kg beras
-
Perdagangan
85 gram emas
1 Tahun sekali
(Modal diputar + Keuntungan + Piutang yg dapat dicairkan)-(Hutang + Kerugian) X 2,5 %
Tidak termasuk aset tetap
Tabungan
85 gram emas
1 Tahyn sekali
(Simpanan + Bagi hasil – Jasa) X 2,5 %
-
Emas
85 gram emas
1 Tahun sekali
2,5 %
-
Fidyah
-
-
675 gram beras / hari
-
Pertanian
653 kg beras
Tiap panen
5 % Jika diairi dengan alat bantu dengan mengeluarkan ongkos.
10 % Jika diairi secara alamiah.
--

Ayo keluarkan zakat mal dan bersedekah untuk kesejahteraan saudara kita yang kurang beruntung...

Kamis, 15 Desember 2011

KONSEP DO'A


DO’A PEMBUKA PELATIHAN

Ya Alloh Tuhan Kami
Segala puji bagi Mu... yang telah menciptakan langit dan bumi beserta isinya, yang menguasai langit dan bumi beserta seisi alam...

Kami yang berada disini sebagai hambaMu yang lemah yang sedang melaksanakan tugas Negara untuk melaksanakan sebuah pelatihan penguatan kelembagaan Ya Alloh.

Kami bersyukur atas segala limpahan nikmat dan karuniaMu... sehingga kami mendapatkan  kesempatan untuk mengikuti pelatihan ini...dalam keadaan sehat.

Ya Allah tanpa ijin dan ridhoMu semua yang kami rencanakan akan sia sia, namun kami meyakini bahwa pelatihan ini merupakan salah satu perintahMu oleh karenanya Ya Allah… ridhoi kami sehingga apa yang kami lakukan tiada sia-sia

Ya Alloh ya Ghoffar ...
Ampunilah dosa kami, dosa orang tua kami dan dosa guru-guru kami... atas kelalaian  yang disengaja maupun yang tidak disengaja, atas kelalaian yang sudah lewat maupun yang akan datang,   kasihilah mereka seperti mereka telah mengasihi kami.

Ya Alloh ya mujibas sailin...
Kami memohon kepada Mu...terangilah hati kami dengan cahaya Mu...agar kami dapat menerima kebenaran dan mendapatkan ilmu yang berguna nusa dan bangsa...

Ya Alloh...kuatkanlah kami dengan kekuatan Mu...agar kami mampu menjalani tugas-tugas kami dihari-hari kami… dengan selalu melaksanakan perintah Mu dan kami mampu untuk menjauhi laranganMu ...dan berilakanlah kepada kami limpahan rezeki yang halal dan berkah untuk orang-orang yang kami cintai dan untuk orang-orang yang kami sayangi.

Ya Alloh...lapangkanlah dada kami dengan keihlasan Mu...agar kami mampu menerima apapun yang telah menjadi ketetapan dan takdirMu...

Ya Alloh yang Maha Pemurah berkahilah kami dengan rido Mu agar kami pantas untuk menerima nikmat dan kasih sayangMu...

Ya Alloh ya malikul kuddus...
Kami percaya bahwa janjimu adalah benar....maka kabulkanlah permonan kami…

Kami percaya bahwa firman mu adalah benar...maka mudahkanlah ingatan kami untuk melaksanakannya…

Kami percaya bahwa surgamu adalah benar...maka masukkanlah kami, keluarga kami dan sahabat-sahabat kami sebagai ahli surgaMu…

Kami percaya bahwa nerakamu adalah benar...maka jauhkanlah kami, keluarga kami dan sahabat-sahabat kami dari siksamu…

Ya Alloh kami pasrah terhadap Engkau atas hidup dan ahir hayat kami...karena tidak mampu untuk menghindar dari durhaka kepadaMu dan kami tidak mampu menghindar dari kemaksiatan tanpa seizin Mu....
Ya Alloh kabulkanlah Do’a Kami…



Kamis, 08 Desember 2011

Berbuat Baik Tanpa Memandang Warna Kulit

Menurut Sa'di berbuat baiklah kepada siapapun jangan pernah memandang warna kulit, ras dan agamanya. Karena sebenarnya semua itu sama halnya dengan kita telah melakukan kewajiban agama kita. Menurut nilai-nilai agama yang sebenarnya dijumpai didalam amal perbuatan seseorang hamba yang beragama yaitu perbuatan seseorang ditengah-tengah pergaulan sosialnya, bukan semata-mata untaian tasbih yang selalu berputar, bukan semata-mata mulutnya yang selalu bergerak menyebut dan mengagungkan Asma Tuhannya, bukan semata-mata sujudnya diatas sajadah, bukan semata-mata gaunnya yang berjubah.

Bait Puisinya yang sulit terlupakan ;

Segenap ras manusia adalah anggota sebuah keluarga besar
Diatas segalanya mereka berasal dari hakekat yang sama
Jika engkau tidak pernah merasakan derita orang yang tertindas dan teraniaya
Tidak patutlah engkau disebut sebagai keturunan Adam

Renungkan apa yang telah engkau lakukan...!

Orang Yang Beruntung

" Orang yang berkata bahwa mereka tidak pantas untuk memperoleh semua apa yang tidak mereka peroleh mungkin mereka tidak tahu bahwa mereka sebenarnya sangat beruntung "

Tidak Mungkin Berhasil Karena Mundur

" Bila sesuatu yang tidak ada itu ada, maka sesuatu itu pastilah orang yang berhasil karena ia mundur " (AUDA)

Ketekunan

" Orang yang mempunyai kemampuan biasa tetapi tekun, lebih dihormati dari pada orang yang pandai tetapi tidak punya kemampuan ". (JAMES HAMILTON).

Keindahan

" Bukan karena hari ini Indah, kita menjadi Bahagia, tetapi karena kita Bahagia, maka hari ini menjadi Indah " (KH.Gus Akhmad Fahurr Rozi, M.Ag)

Kesuksesan

" Bukan karena mudah, kita menjadi Yakin bisa, tetapi karena kita Yakin bisa, maka semuanya menjadi Mudah "

Optimis

" Bukan karena tidak ada Rintangan, kita menjadi Optimis, tetapi karena kita Optimis,maka Rintangan menjadi Tidak Terasa "

Tiga Hal

" Tiga Hal yg tdk bisa kembali lagi : 1. Waktu 2. Kata-kata 3. Kesempatan, Tiga Hal yg dpt menghancurkan seorang :1.Kemarahan 2.Keangkuhan 3.Dendam, Tiga Hal yg tdk boleh hilang :1.Harapan 2.keikhlasan 3.Kejujuran, Tiga Hal yg paling berharga :1.Kasih sayang 2.Keluarga & Teman 3.budi pekerti, Tiga Hal yg tdk pernah pasti :1.Kekayaan 2.Kesuksesan 3.Mimpi " (KH. Gus Akhmad Fahrur Rozi, M.Ag)

Pemimpin

" Seorang pemimpin yang berbakat tetapi tidak menggunakan bakatnya untuk memimpin, pasti ia bekerja untuk mengumpulkan harata kekayaan"

Dengan Perbuatan

"Aku tidak mengajari kalian dengan kata-kata melainkan dengan perbuatan, karena perbuatan lebih keras"

Kesalahan

" Jika seseorang mengambil keuntungan yang tidak masuk akal, berarti ia telah melakukan satu kesalahan "

Kesehatan Atau Harta

" Manakah yang lebih menguntungkan; menebus kesehatan dengan harta ataukah mengejar harta dengan mengorbankan kesehatan ?..."

Terima Keadaan

"Jangan Anda meminta kepada Alloh agar mengeluarkan Anda dari suatu keadaan dan meletakkan Anda kepada keadaan yang lain, Seandainya Alloh menghendaki tentu Dia lebih kuasa atas Anda untuk meletakkan Anda kepada keadaan yang lebih baik tampa mengeluarkan Anda dari keadaan semuala"

Nasehat

"Jangan memberi nasihat jika tidak diminta"

Berhati-hati

" Berhati-hatilah terhadap segala hal, dengan cara ini Anda bisa mencegah orang lain mengibuli Anda "

Salim Cucu Umar Ketika Ditawari Harta

Salim cucu Saidina Umar RA ketika ditawari harta kekayaan oleh seoranh pejabat ia berkata : " Aku tidak minta kebutuhan duniawi dari yang memiliki dunia ini, bagaimana mungkin aku meminta sesuatu dari yang tidak memiliki dunia ini ?..."

Tetangga Yang Baik

" Seorang tetangga yang baik adalah seseorang yang memberikan senyum di belakang pagar tetapi tidak memnjatnya dikala anda tidak ada "

Dunia Suatu Mimpi

" Sesungguhnya dunia ini suatu mimpi, sedangkan akhirat adalah kenyataan dan kematian berada ditengah-tengah antara keduanya "

Kebodohan

" Kebodohan bagaikan pagar yang mengitari kuburan, orang yang sudah tinggal didalam tidak akan bisa keluar dan orang yang berada diluar tidak akan ingin masuk "

Fatwa Bijak" Sumber Keselamatan"

" Sumber keselamatan adalah takut kepada Alloh, hemat saat miskin dan kaya serta berlaku adil kapanpun, dimanapun dan kepada siapapun ".

Fatwa Bijak " Kesombongan Yang disukai Tuhan"

" Kesombongan yang paling disukai Tuhan adalah kesombongan seorang hamba terhadap musuh-musuhNya dan musuh-musuhNya ".

Fatwa Bijak " Mengenang Kesedihan"

" Bila anda terpaksa harus mengenang kesedihan maka sebaiknya Anda tidak meneruskan dengan menghayatinya ".

Fatwa Bijak " Sebuah Keputusan"

"Jika kamu tidak dapat memiliki apa yang kamu sukai, maka sukailah apa yang kamu miliki saat ini"

Fatwa Bijak " Berbuatlah Sesuatu"

Hai Sobat terbaikku ...
Berbuatlah sesuatu yang kamu bisa, karena jika hanya berdiam diri orang lain tidak akan bisa mengetahui kelebihan dan kekurangan mue...,
Seperti gurun yang tampak kosong, belum tentu tidak ada harimaunya.

Fatwa Bijak " Yang seharusnya dilakukan"

1. Jangan menunggu bahagia baru tersenyum, tapi tersenyumlah, maka kamu kian bahagia. 2. Jangan menunggu kaya baru bersedekah, tapi bersedekahlah, maka kamu semakin kaya. 3. Jangan menunggu termotivasi baru bergerak, tapi bergeraklah, maka kamu akan termotivasi.4. Jangan menunggu dipedulikan orang baru kamu peduli, tapi pedulilah dengan orang lain! Maka kamu akan dipedulikan.5. Jangan menunggu orang memahami kamu baru kamu memahami dia, †âÞi pahamilah orang itu, maka orang itu paham dengan kamu.6. Jangan menunggu terinspirasi baru menulis. tapi menulislah, maka inspirasi akan hadir dalam tulisanmu.7. Jangan menunggu proyek baru bekerja, tapi bekerjalah, maka proyek akan menunggumu.8. Jangan menunggu dicintai baru mencintai, tapi belajarlah mencintai,maka kamu akan dicintai.(KH. Gus Ahmad Fahrur Rozi)
0 komentar

Fatwa bijak " Menunggu"

"Jangan menunggu banyak uang baru hidup tenang, tapi hiduplah dengan tenang. Percayalah,. bukan sekadar uang yang datang tapi juga rejeki yang lainnya"

Fatwa tentang kesalahan

" Jika anda merasa harus mengumumkan kesalahan orang lain, sebaiknya Anda mengumumkan terlebih dahulu kesalahan Anda ".

Hari terpanjang

" Hari-hari terpanjang dan menjenuhkan adalah hari-hari dimana Anda memulainya dengan gerutuan ".

Rabu, 07 Desember 2011

Fatwa Pilihan Terbaik

"Saat tak paham maksud Tuhan,Pilihlah PERCAYA,Saat tertekan oleh keadaan disekitar,Pilihlah BERSYUKUR,Saat rencana hidup berantakan,Pilihlah BERSERAH,SEBAB TUHAN senantiasa menyertai kita."

Fatwa Sukur

"Bersyukurlah dengan apa yang telah kita miliki dan jangan pernah risau dengan apa yang tidak kita miliki"

Fatwa Be Happy

"Berterima kasihlah pada orang yang telah melukai hatimu, karena dia telah membuat hatimu kuat.Berterima kasilah pada orang yang telah membohongimu, karena dia membuat hidupmu makin bijaksana.Berterima kasihlah pada orang yang telah membencimu, karena dia yang mengasah ketegaranmu.Dan berterima kasihilah pada orang yang telah menyayangimu, karena itulah ANUGERAH TERINDAH dalam hidupmu...Be happy..:)" (Status KH. A Fahrur Rozi, M.Ag)

Fatwa Hati

" Hati manusia itu bagaikan mulut kendi yang kecil. Tidak ada yang bisa mengetahui seberapa jernihnya hingga airnya tertuang "

Motifasi Kesedihan

"Jangan bersedih: karena kesedihan akan menyebabkan air yang segar terasa pahit,mawar yang indah akan tampak bagai seonggok sampah, taman yang hijau akan tampak seperti gurun pasir yang gersang, dan istana akan seperti penjara yang pengap...Tersenyumlah..

Fatwa Pendidikan

" Pendidikan bisa membuat orang mudah dibimbimbing tetapi sulit diatur,mudah diperintah tetapi mustahil diperbudak ".

Fatwa Bijak

" Jika anda mengatakan apa yang anda pikirkan, jangan harap anda hanya mendengar apa yang anda inginkan".

Fatwa Kebenaran

" Kebenaran yang paling agung adalah yang paling sederhana, begitu pula orang yang paling agung ".

Fatwa Bijak

"THE RIGHT MAN IN THE RIGHT PLACE"...Orang yang tepat pada tempat yang tepat. Kalimat yang mengagumkan....dengan perjuangan yang tidak mudah. luar biasa bagiku.

Cerita Wayang Negeriku

Begitu indahnya masalah pewayangan dinegri ini....
-Ada yang bilang A karena dibayar A dan jika dibayar B maka dia ber suara B, jadi karena ?.....
-Ada yang bersuara sesuai dengan hati nurani.
-Ada yang berteriak dengan fakta. masalahnya fakta bisa dipalsukan.
-Ada yang bicara karena teman atau saudara.
Yang pasti kebenaran pasti menang tapi tak tau kapan?...
Masalahnya keburukan pasti hancur tapi tak tau kapan bisa terkubur?...

Kalau boleh ber saran...Naiklah setinggi langit....pelajarilah seisi bumi...tapi itu tidak cukup untuk menegakkan keadilan dan kebenaran kalau tuhan tidak hadir dalam hati dan pikiran. waspadalah...waspadalah....

Motifasi Sukses

"Saat KEKUATAN mulai melemah bukan berarti harus menyerah.. Saat KEMAMPUAN mulai pudar bukan berarti harus menghindar.. Saat KEGIGIHAN mulai rapuh bukan berarti harus terjatuh.. Bentuk KASIH SAYANG GUSTI ALLAH tidak selalu terasa manis, tetapi terkadang pahit.. Dan disinilah PROSES hidup berjalan untuk mencapai KESUKSESAN !"

Fatwa Bijak

" Bersikap lembut dan tidak mudah marah adalah kunci"

Fatwa Bijak

" Berbicara tetapi belum memahamai sama dengan menampakkan kebodohannya "

Motifasi Kebahagiaan

"Kebahagiaan tidak mungki didapat jika selalu mengenang masa lalu yang kelam" biarkanlah sesuatu yang buruk telah terjadi pada diri kita yang penting langkah kita kedepan untuk memperbaikinya dan yang penting cara kita untuk menciptakan kebahagiaan harus tepat.

Sikap Pemimpin

"Seorang pemimpin dapat diterim masyarakat jika memasyarakat" tidak sedikit seorang pemimpin merasa rendah jika terlalu dekat dengan bawahannya dan cenderung menjaga jarak dengan bawahannya, pada hal juga sudah banyak pemimpin yang telah membuktikan bahwa masyarakat lebih menyukai sosok seorang pemimpin yang bisa kenal dan akrap dengan masyarakat karena dengan demikian pemimpin bisa lebih memahami karakter dan kebutuhan masyarakat.

Motifasi Cinta

" Cinta kekasih takkan pernah didapat kecuali dengan berani menanggung resiko"...kama kola al-ulama'

Pelajaran

"Jika kepemtingan lebih dominan, maka kebenaran yang nyata tidak akan mampur terbaca." Afala ta'qilun.

Pelajaran

"Kenyataan...tidak ada yang mampu mendahulukan kepentingan umum kecuali hanya sedikit."

Motifasi

"Dibelakang kesuksesan dapat dipastikan ada wanita yang hebat"

Motifasi

"Orang yang tidak bergantung kepada keberuntungan, justru sering beruntung."

Orang yang hanya mengharapkan keberuntungan, sering mengeluhkan ketidak-beruntungannya.

"Keberuntungan berpihak kepada yang berupaya, bukan kepada yang hanya menunggu."

Mario Teguh - Loving you all as always

Fatwa Bijak

" Seseorang yang menolak pujian biasanya cenderung ingin dipuji dua kali"

Fatwa Bijak

"Kekuatan seorang pria bukan pada bagaimana ia dihormati di tempat kerja, Tapi dalam bagaimana ia dihormati di dalam rumahnya."

Fatwa bijak

"Berkata 1000 kebenaran itu jauh lebih mudah dari pada meninggalkan 1 kesalahan yang sudah terbiasa."

Jumat, 14 Oktober 2011

PROBLEMATIKA MENYIKAPI QUR'AN

Di tengah masyarakat, salah satu indikator kesalehan seorang muslim adalah rajin membaca (tilawah) Al-Qur’an. Surah dan ayat tertentu dari Al-Qur’an sering bergema dalam berbagai acara ‘hajatan’ baik itu walimatul ‘urs, aqiqah anak yang baru dilahirkan, maulidan, berbagai peringatan hari besar Islam, bahkan hingga saat takziah dan ziarah kubur orang tua dan sanak kerabat. Tilawah Al-Qur’an, diiringi kesahduan dan suara merdu, dalam berbagai momen itu tentu saja baik dan membawa ‘keberkahan’. Tak ada yang salah dengan itu semua.

Namun di sisi lain kita saksikan dan rasakan sendiri betapa hak-hak Al-Qur’an diabaikan sedemikian rupa. Mayoritas kaum Muslimin tidak, setidaknya hingga saat ini, menjadikan Al-Qur’an sebagai penuntun pertama bagi akal mereka, tidak pula diletakkan sebagai pengarah pertama di dalam hati mereka, apalagi sebagai penggerak pertama bagi perilaku mereka dan faktor pengubah yang utama bagi jiwa-jiwa mereka.

Sejak era sahabat nabi radliyallahu ‘anhum, jamaah Muslimin sudah sadar bahwa barakah Al-Qur’an diraih bukan dengan cara membawa atau mengalungkannya, tidak pula dengan menghiasi dinding rumah mereka dengan ayat-ayatnya, tidak pula dengan pengobatan pasien lewat metode penyembuhan Al-Qur’an atau ditulis di piring yang kemudian terhapus dan airnya diminum, atau keanehan-keanehan lainnya yang tak pernah ditemukan dalam sejarah dan kehidupan para sahabat nabi.

Tapi keberkahan Al-Qur’an muncul dan mewujud di tengah-tengah mereka dengan cara mengikuti dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Inilah yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala, 155,

"Dan Al-Qur'an itu adalah Kitab yang kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat," (Q.S. Al-An'am).

Di dunia ini, ada puluhan bahkan ratusan ribu para penghafal Al-Qur’an di luar kepala, ALHAMDULILLAH.

Selain itu ada ratusan juta manusia yang menyimak atau membacanya di pagi dan petang hari, dan ada jutaan orang lainnya yang menghiasi dinding rumahnya dengan ayat-ayat Al-Qur’an, kita pun patut bersyukur.

Namun tak jarang sebagian kaum Muslimin sekedar mencari barakah dengan membawa atau mengantongi mushaf di saku bajunya atau meletakkannya di kendaraannya, atau meletakkan satu ayat di bungkusan kain dan meletakkannya di dada atau menjadikannya sebagai obat penawar bagi orang-orang sakit, dan di antara mereka membuka layanan pengobatan dengan metode penyembuhan Al-Qur’an.

Kita juga melihat orang-orang muslim mengawali siaran radio atau tv mereka dengan tilawah Al-Qur’an dan mengakhirinya dengan cara yang sama. Bahkan ada radio siaran khusus Al-Qur’an 24 jam nonstop.

Sejak era sahabat nabi radliyallahu ‘anhum, jamaah Muslimin sudah sadar bahwa barakah Al-Qur’an diraih bukan dengan cara membawa atau mengalungkannya, tidak pula dengan menghiasi dinding rumah mereka dengan ayat-ayatnya, tidak pula dengan pengobatan pasien lewat metode penyembuhan Al-Qur’an atau ditulis di piring yang kemudian terhapus dan airnya diminum, atau keanehan-keanehan lainnya yang tak pernah ditemukan dalam sejarah dan kehidupan para sahabat nabi.

Tapi keberkahan Al-Qur’an muncul dan mewujud di tengah-tengah mereka dengan cara mengikuti dan mengamalkan isi Al-Qur’an. Inilah yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala, 155,

"Dan Al-Qur'an itu adalah Kitab yang kami turunkan yang diberkati, maka ikutilah dia dan bertakwalah agar kamu diberi rahmat," (Q.S. Al-An'am).

Konsep agama Islam pun telah berubah; terbatas pada konteks ilmu dan budaya abad pertengahan, tergerus akibat globalisasi, Islam normatif-ideal hilang dan hanya tersisa Islam historis, nilai-nilai Islam tak lagi absolut, dan suatu kesalahan jika menganggapnya universal karena Islam hanya diperuntukkan bagi manusia abad ke-7 Masehi.

Dan terakhir, tak lain akan berujung kepada munculnya prototipe muslim dan keberagamaan Islam yang baru. Yaitu Islam minus syariah, Islam tanpa siyasah, Islam tanpa muamalat, Islam tanpa ruh, Islam tanpa busana, Islam tanpa pendidikan dan jihad, alias Islam minimalis yang cukup sekedar kerjakan salat, dan kalau bisa pun si muslim dijauhkan dari salat dan terasing dari konsep-konsep Islam sebagai agama dan peradaban.

Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda:

"Sepeninggalanku kelak, akan muncul suatu kaum yang pandai membaca Al Qur`an tidak melewati kerongkongan mereka" (HR Muslim)

Oleh karenanya sebaiknyalah kita mempergunakan akal dalam makna hati untuk memahami Al Qur'an dan Hadits dengan selalu mengikuti cahayaNya yang masuk kedalam hati atau selalu mengikuti petunjukNya, apa yang diilhamkan kedalam hati dengan selalu memilih yang haq Firman Allah Azza wa Jalla yang artinya

"Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai"

(QS Al A'raaf [7]:179)
Oleh: Ust. Yusuf Mansur

Rabu, 13 Juli 2011

Keadilan Sejati Akan Hidup Jika Menghidupkan Moral Al-Qur'an

QS. An-Nahl; 90 : Mengatakan "Alloh memerintahkan berbuat adil, mengerjakan amal kebaikan, bermurah hati kepada kerabat dan melarang melakukan perbuatan keji, mungkar dan kekejaman.Ia mengajarkan kamu supaya menjadi peringatan bagimu.

Keadilan keadilan keadilan adalah bagaikan kata mutiara yang keluar dari calon pemimpin bangsa, Keadilan merupakan cita-cita bangsa, bahkan seluruh dunia menginginkannya. Hal ini dibuktikan dengan munculnya sistem dan penegakan mekanisme peradilan yang didalamnya setiap orang di eksekusi sesuai tindakannya tampa menjadi sasaran aneka jenis diskriminasi. Tetapi apa yang terjadi?...walaupun bermunculan sistem, proyek dan solusi yang beraneka ragam dengan mengharapkan keadilan yang sempurna masih menemui ganjalan-ganjalan yang tidak ringan. Kenapa ?...karena situasi ini tidak lepas dari kemerosotan nilai-nilai moral Al-Qur'an yang didalamnya mengajarkan prinsip-prinsip berlaku adil. Hal ini berakibat negatif terhadap masyarakat.

Kemerosotan nilai-nilai moral Al-Qur'an di masyarakat ini menimbulkan banyaknya penipuan disana-sini, pencurian sering terjadi, korupsi merajalela tidak bisa berhenti dan kemaksiatan sudah transparan tidak ditutupi. Inilah yang terjadi sehari-hari yang menjadi contoh bagi orang-orang yang tidak mengeri sehingga hukum negara sudah tidak perlu ditakuti dan kesenjangan sosial sudah tidak bisa dijangkau lagi. Yang tak kalah tragisnya lagi demi mempertahankan kehormatan hukumpun bisa dibeli tampa menghiraukan bahwa Alloh Maha Mengetahui.

Sebuah contoh sulitnya menegakkan keadilan adalah bagaimana penjahat kelas kakap sulit sekali ditangkap dengan alasan sakit sedang berobat dan pencuri kelasteri yang mengambil buah coklat tiga biji bisa diadili tampa menghiraukan kesulitan membeli sesuap nasi. Yang pasti jika masyarakat bermoral Al-Qur,an sudah menjadi tradisi maka tidak akan melakukan tindakan yang keji.

Bukti kemerosotan nilai-nilai moral Al-Quran sudah jelas menjadi fakta sehingga seseorang hanya mementingkan keuntungan pribadi,menumpuk harta tidak menghiraukan kesulitan ekonomi yang membuat masyarakat tidak berdaya mencari solusi. Dia lupa bahwa masyarakat yang menjadi terdepan sebagai umpan janji yang ahirnya tidak ditepati. Maka dari itu hidupkanlah nilai-nilai moral Al-Qur'an, Alloh berfirman QS. An-Nisa; 135 : "Hai Orang-orang beriman! Jadilah kamu penegak keadilan, menjadi saksi karena Alloh, meskipun terhadap diri kamu sendiri, terhadap orang tua kamu, terhadap kerabatmu, baik ia kaya maupun miskin, karena Alloh melindungi keduanya,..." Dalam ayat ini menjelaskan bahwa Alloh hanyalah memerintahkan orang-orang yang beriman untuk berlaku adil berarti ayat tersebut sudah cukup memberikan keterangan kepada hambanya bahwa yang berimanlah seharusnya menjadi pemimpin karena Alloh menganggap mampu menegakkan keadilan.

Lihatlah kenyataan jika keadilan tidak bisa ditegakkan, maka akan tmbul antara lain :
1. Banyaknya kesaksian palsu karena takut malu kehormatannya hilang dimata masyarakat dengan menghiraukan kehormatan disisi Alloh. Firman Alloh, QS. Al-Baqoroh; 283 : " Janganlah menyembunyikan kesaksian. Barangsiapa menyembunyikannya, maka hatinya ternoda dosa. Alloh mengetahui segala yang kamu lakukan".

2. Penilaian seseorang bisa berubah karena kedekatan, uang dan pangkat. Uang, pangkat dan kedekatan menjadi kriteria utama untuk penilaian hal ini dapat kita temui dalam kebiasaan pelayanan kalau yang datang orang yang miskin penghornatanpun bisa berkurang.

3. Masalah pendidikan yang berkwalitas tidak bisa diperoleh oleh orang tidak mampu. Ini sudah menjadi kenyataan yang tak terelakkan bahwa terjadinya perbedaan kwalitas pendidikan bagi sikaya dan simiskin. Salah satu contoh sahabatku bercerita bahwa anaknya daftar kesekolah unggulan, karena sering ketemu suatuhari beliau bercerita alhamdulillah anaknya lolos tes berselang beberapa hari bercerita lagi bahwa anaknya telah lolos tes computer beberapa hari berikutnya bercerita lagi pada saat interview ditanya siap menyumbang berapa untuk uang gedung beilau menjawab hanya bisa membayar Rp. 250.000,- dari patok minimal Rp. 2.000.000,-dengan yakinnya karena sudah mengantongi surat keterangan tidak mampu dari desa, saya membayangkan betapa senag dan gembiranya jika masuk sekolah tersebut, berselang cukup lama beliau bercerita lagi bahwa anaknya tidak lolos masuk sekolah tersebut sayahanya membayangkan betapa kecewanya....inilah faktanya...mana pendidikan gratis...mana bantuan operasional sekolah yang besar itu?...yang saya tahu hanya berlaku di sekolah plosok-plosok pinggiran desa. Ironisnya lagi pemerintah mengedepankan pendidikan umum daripada pendidikan agam yang seharusnya menjadi dasar landasan masyarakat, pemerintah malu jika tidak bisa membuat pesawat tidak menghiraukan rakyatnya yang berkelakuan bejat.

4. Kesejahteraan rakyat tersisihkan hanya karena hanya ingin memperindah kota, pendapatan pribadi yang penting meningkat walaupun rakyat tidak mampu memenuhi kebutuhan pokok kurang diperhatikan.

Itulah kenyataannya yang bisa dijadikan pertimbangan bahwa hanya dengan menghidupkan nilai-nilai moral Al-Qur'an yang mampu menciptakan keadilan sejati.

Oleh
Imam Zubaidi, S.Ag