Selasa, 19 Juni 2012

JANGAN SALAH PILIH PEMIMPIN

Sebagai seorang muslim, memilih pemimpin adalah perkara yang sangat urgen dan fital. Karena pemimpin akan menentukan baik-buruknya kehidupan mereka, fiddunya wal akhirah.
Pentingnya memilih pemimpin ini sampai-sampai Rasulullah saw. memerintahkan tiga orang yang sedang melakukan suatu perjalanan ke luar kota atau safar, untuk menunjuk salah satu di antara mereka sebagai pemimpin.
Mendesaknya adanya pemimpin juga terlihat dari sikap para sahabat Nabi, ketika mereka ditinggal wafat Nabi Muhammad saw., mereka tidak seketika memakamkan jasad beliau yang mulia, sampai akhirnya mereka memilih pemimpin bagi mereka, yaitu Abu Bakar Ash-Shiddiq.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim, memilih pemimpin adalah suatu kewajiban. Pertanyaannya adalah; Bagaimana memilih pemimpin yang baik? Apa kriteria yang harus melekat pada diri calon pemimpin?
Jawaban dari pertanyaan ini akan membantu kita dalam memilih calon pemimpin dengan benar.
Paling tidak ada empat kriteria yang harus melekat pada calon pemimpin yang layak untuk dipilih;
Pertama, Sidiq. Berlaku benar. Benar dalam keyakinnya. Benar dalam kata-katanya. Benar dalam tindakannya. Satu kata dan perbuatan. Benar dalam ibadahnya. Benar dalam kebijaksananya. Benar dalam keberpihakannya pada kebaikan.
Kedua, Amanah. Dapat dipercaya. Tidak berkhianat. Menjalankan amanat rakyatnya. Tidak menyia-nyiakan tanggung jawabnya. Tidak menyalah gunakan wewenangnya. Tidak menggunakan jabatannya untuk kepentingan sempit.
Rasulullah saw. bersabda: “Tanda orang munafik ada tiga; Jika berkata bohong. Jika diberi amanat berkhianat. Jika berjanji mengingkari.” Bukhari
Ketiga, Fathonah. Cerdas. Baik cerdas secara spiritual, cerdas intelektual, cerdas emosional atau cerdas secara sosial. Problem bangsa ini begitu sangat pelik dan rumit, terlebih dengan adanya krisis ekonomi global sekarang ini. Dibutuhkan pemimpin yang cerdas dan arif dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan tersebut.
Keempat, Tabligh. Menyampaikan atau aspiratif. Tidak ada yang disembunyikan untuk rakyatnya. Menginginkan kebaikan dan kemajuan bagi bangsanya.
Tiga kriteria di awal harus ada dan inhern dalam diri calon seorang pemimpin. Sedangkan kriteria yang keempat terkait output calon pemimpin bagi orang lain, bagi rakyatnya.
Jika belum ada yang memenuhi syarat ideal di atas, maka pilihlah beradasarkan track record calon pemimpin tersebut. Jika latar belakang calon presiden, atau latar belakang partainya terbukti membuat sengsara rakyatnya, menghancurkan bangsanya, maka calon yang seperti demikian tentu tidak bisa diharapkan. Atau lihatlah orang-orang disekitarnya. Karena“seseorang tergantung dari teman dekatnya.” Begitu wasiat Nabi saw.
Maka, jadilah pemilih cerdas, jangan mau suara kita dibeli dengan janji atau money politic. Juga tidak perlu takut dengan intimidasi, sudah tidak zamannya lagi ancam-mengancam, karena kita negara hukum.
Semoga kita terhindar dari salah pilih, karena akan berakibat fatal. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa memilih seseorang menjadi pemimpin untuk suatu masyarakat, yang di masyarakat itu ada orang yang lebih diridlo’i Allah dari pada orang yang dipilih tersebut, maka ia telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.” Al Mustadrak Lishshahihaini, Imam Al-Hakim. Allahu A’lam.

Rabu, 06 Juni 2012

PENTINGNYA PONDASI SATUKAN UMAT ISLAM YA ALLAH...

Seorang guru wanita sedang bersemangat mengajarkan sesuatu kepada murid-muridnya. Ia duduk menghadap murid-muridnya. Di tangan kirinya ada kapur, di tangan kanannya ada pemadam. Guru itu berkata, "Saya ada satu permainan...
Caranya begini, di tangan kiri saya ada kapur, di tangan kanan ada
pemadam. Jika saya angkat kapur ini, maka berserulah "Kapur!", jika saya angkat pemadam ini, maka katakalah "Pemadam!"

Murid muridnya pun mengerti dan mengikuti. Guru berganti-gantian mengangkat antara kanan dan kiri tangannya, semakin lama semakin cepat. Beberapa saat kemudian guru kembali berkata, "Baik sekarang perhatikan. Jika saya angkat kapur, maka sebutlah "Pemadam!", jika saya angkat pemadam, maka katakanlah "Kapur!". Dan diulangkan seperti tadi, tentu saja murid-murid tadi keliru dan sangat sukar untuk mengubahnya. Namun lambat laun, mereka sudah biasa dan tidak lagi keliru. Selang beberapa saat, permainan berhenti.

Sang guru tersenyum kepada murid-muridnya. "Murid-murid, begitulah kita umat Islam. Mulanya yang haq itu haq, yang bathil itu bathil. Kita begitu jelas membedakannya. Namun kemudian, musuh musuh kita memaksakan kepada kita dengan berbagai cara, untuk menukarkan sesuatu, dari yang haq menjadi bathil, dan sebaliknya. Pertama-tamamungkin akan sukar bagi kita menerima hal tersebut, tapi kerana terus disosialisasikan dengan cara-cara menarik oleh mereka, akhirnya lambat laun kamu akan terbiasa dengan hal itu. Dan anda mulai dapat mengikutinya. Musuh-musuh kamu tidak pernah berhenti membalik dan menukar nilai dan etika.

"Keluar berduaan, berkasih-kasihan tidak lagi sesuatu yang aneh, Zina tidak lagi jadi persoalan, pakaian seksi menjadi hal yang lumrah, tanpa rasa malu, sex sebelum nikah menjadi suatu kebiasaan dan trend, hiburan yang asyik dan panjang sehingga melupakan yang wajib adalah biasa, materialistik kini menjadi suatu gaya hidup dan lain-lain." "Semuanya sudah terbalik. Dan tanpa disadari, anda sedikit demi sedikit menerimanya tanpa merasa itu suatu kesalahan dan kemaksiatan. Paham?" tanya Guru kepada murid-muridnya. "Paham bu guru..."

"Baik permainan kedua..." begitu Guru melanjutkan.

"Ibu Guru ada Qur'an, Ibu Guru akan letakkannya di tengah karpet. Sekarang kalian berdiri di luar karpet. Permainannya adalah, bagaimana caranya mengambil Qur'an yang ada ditengah tanpa memijak karpet?" Murid-muridnya berpikir. Ada yang mencoba alternatif dengan tongkat, dan lain-lain.

Akhirnya Guru memberikan jalan keluar, digulungnya karpet, dan ia ambil Qur'an. Ia memenuhi syarat, tidak menginjak karpet. "Murid-murid, begitulah ummat Islam dan musuh-musuhnya. .. Musuh-musuh Islam tidak akan menginjak-injak anda dengan terang-terang... Karena tentu anda akan menolaknya mentah-mentah. Orang biasapun tak akan rela kalau Islam dihina dihadapan mereka. Tapi mereka akan menggulung anda perlahan-lahan dari pinggir, sehingga anda tidak sadar.

"Jika seseorang ingin membuat rumah yang kuat, maka dibuat pondasi yang kuat. Begitulah Islam, jika ingin kuat, maka bangunlah aqidah yang kuat. Sebaliknya, jika ingin membongkar rumah, tentu susah kalau dimulai dgn pondasinya dulu, tentu saja hiasan-hiasan dinding akan dikeluarkan dulu, kursi dipindahkan dulu, Almari dibuang dulu satu persatu, baru rumah dihancurkan. ..."

"Begitulah musuh-musuh Islam menghancurkan kita. Ia tidak akan menghantam terang-terangan, tapi ia akan perlahan-lahan meletihkan anda. Mulai dari perangai anda, cara hidup, pakaian dan lain-lain, sehingga meskipun anda muslim, tapi anda telah meninggalkan ajaran Islam dan mengikuti cara yang mereka... Dan itulah yang mereka inginkan." "Ini semua adalah fenomena Ghazwul Fikri (Perang Pemikiran). Dan inilah yang dijalankan oleh musuh musuh kita... "

"Kenapa mereka tidak berani terang-terang menginjak-injak, Ibu Guru?" tanya murid-murid. "Sesungguhnya dahulu mereka terang-terang menyerang, misalnya Perang Salib, Perang Tartar, dan lain-lain. Tapi sekarang tidak lagi." "Begitulah Islam... Kalau diserang perlahan-lahan, mereka tidak akan sadar, akhirnya hancur. Tapi kalau diserang serentak terang-terangan, mereka akan bangkit serentak, baru mereka akan sadar".

"Kalau begitu, kita selesaikan pelajaran kita kali ini, dan mari kita berdo'a dahulu sebelum pulang...."
Matahari bersinar terik tatkala anak-anak itu keluar meninggalkan tempat belajar mereka dengan pikiran masing-masing di kepalanya...

RENUNGILAH SAHABAT SEMUA...

TOLONG SEBARKAN PADA SAUDARA-SAUDARA ISLAM KITA... SEMOGA ALLAH MEMBERI TAUFIQ DAN HIDAYAH PADA KITA DAN KELUARGA KITA... MARILAH KITA SAMA-SAMA SADAR BAHWA AGAMA, BANGSA DAN TANAH AIR KITA SEMAKIN TERANCAM!

UMAT ISLAM SEMAKIN MUDAH DIBELI DENGAN UANG, DILALAIKAN DENGAN KEINDAHAN DAN MEMUJA KESERAKAHAN HIDUP, HINGGA HILANG MARTABAT DAN HARGA DIRI!!

UNTUK ITU, MARILAH, KITA BETULKAN APA YG KITA MAMPU BERSAMA-SAMA... JANGAN HANYA BILA SEGALANYA SUDAH TERJADI, SAMA SEPERTI SAUDARA KITA DI NEGARA-NEGARA LAINNYA, BARU KESADARAN ITU TIMBUL, MUNGKIN MASIH BELUM TERLAMBAT TAPI INSYA ALLAH KITA MASIH BISA MEMPERBAIKINYA. MULAI DARI DIRI KITA, KELUARGA KITA, KERABAT, SAHABAT DAN ORANG-ORANG DISEKELILING KITA.

YA ALLAH, SATUKANLAH UMAT ISLAM...
AAMIIINN...

Sebagai umat Islam yang bertanggungjawab, tolonglah forwardkan Catatan ini kepada sahabat2 Islam kita yang lain. Semoga yang baik dijadikan teladan dan yang buruk dijadikan peringatan... ALLAHU a'lam.
Oleh: Haromain Ahmad

Rabu, 21 Maret 2012

Percaya

"Motifasi tertinggi adalah PERCAYA atas keberhasilan dari langkah pertama untuk mencapai mimpi-mimpi indah."

Senin, 19 Maret 2012

FONDASI IBADAH KITA

Perhitungan diterimanya amal oleh Allah Ta’ala bukanlah menurut pandangan dan pendapat manusia. Karena yang telah memberikan wahyu tentang amal yang diterima dan ditolak itu hanyalah Allah Ta’ala, sehingga yang berhak menilai dan membalasnya hanyalah Allah Ta’ala. Ketika manusia beramal, untuk diterimanya oleh Allah Ta’ala mesti memenuhi persyaratan, yaitu Iman, Jadi fondasi dari niatan amaliah seseorang harus iman kepada Allah, membenarkan apa-apa yang tercantum dalam Qur'an dan Sunnah baik manis, dan pahit ia tidak boleh mengingkari apalagi memilah dan memilih, suka atau tidak suka seorang muslim harus berserah diri kepada ketentuan Allah SWT

 فَمَنْ يَعْمَلْ مِنَ الصَّالِحَاتِ وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَا كُفْرَانَ لِسَعْيِهِ وَإِنَّا لَهُ كَاتِبُونَ [الأنبياء94]

"Maka barang siapa yang mengerjakan amal saleh, sedang ia beriman, maka tidak ada pengingkaran terhadap amalannya itu dan sesungguhnya Kami menuliskan amalannya itu untuknya." (QS. Al-Anbiyaa’ [21] : 94)

Syarat diterimanya amal, selain iman adalah ikhlas hanya untuk Allah Ta’ala, dan mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salallam. Walaupun ikhlas untuk Allah, namun kalau tidak mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, maka tidak diterima oleh Allah Ta’ala. Sedangkan amal yang secara lahiriyah sejalan dengan syariat tetapi pelakunya tidak mendasarinya dengan tulus ikhlas karena Allah Ta’ala, maka amal perbuatan seperti itu ditolak. Demikian itulah keadaan orang-orang yang riya’ dan orang-orang munafik, sebagaimana firman Allah Ta’ala:

إِنَّ الْمُنَافِقِينَ يُخَادِعُونَ اللَّهَ وَهُوَ خَادِعُهُمْ وَإِذَا قَامُوا إِلَى الصَّلَاةِ قَامُوا كُسَالَى يُرَاءُونَ النَّاسَ وَلَا يَذْكُرُونَ اللَّهَ إِلَّا قَلِيلًا (142)

"Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali." (QS. An-Nisa’ [4] : 142)

Senin, 20 Februari 2012

Fakta memalukan yang terjadi pada Manusia Indonesia



Baca dan simak baek baek..
Spoiler for 1.Teknologi .:
·Merasa paling ganteng dan cantik sejagad maya, aslinya sih buruk rupa..
·Sok kecantikan ntar diculik lho..
·Menciptakan model dan fotografer professional dalam semalam.
·Tempatnya orang tidak menjadi dirinya sendiri.
·Biar kondor asal kesohor, masyarakat mayoritas menengah kebawah dengan daya beli konsumtif perangkat teknologi yang tinggi.
·Menjadikan teknologi sebagai status sosial tanpa mengenal fungsi dan manfaat.
·Penyalahgunaan teknologi akibat dari ketidaksiapan pendidikan dan pengetahuan.

Spoiler for 2.Pendidikan .:
·Kelas mirip ama kandang ayam, tempat makan ama berak tersedia, bedanya gak ada tempat bertelor doang.
·Mutu pendidikan cuma cukup sebagai bekal jadi jongos.
·Pembodohan generasi penerus bangsa ditanamkan sejak dini.
·Dana bantuan pendidikan yg gak bikin pinter malah dikorupsi pula..
·Yang ngajar laper, yang diajar kelenger.

Spoiler for 3.Budaya .:
·Latah berkoar” mempertahankan kekayaan seni budaya setelah dicuri ama malingsia. Inget, pencuri gak bakal bisa ngambil sesuatu yang dijaga ama pemiliknya gan..
·Ketertarikan, keperdulian dan kecintaan bangsa asing akan senibudaya Indonesia lebih besar dibanding anak negeri.
·Di negeri orang seni budaya jadi pertunjukan bergengsi, di negeri sendiri jadi bahan ngamen.
·Bangga berbudaya barat tanpa mencintai budaya sendiri.
·Budayakan murah senyum dan ramah tamah, gak nyadar kalo sedang dijajah.
·Beragam suku, etnis dan kebudayaan yang berbeda sebagai bom waktu yang siap meledakkan peperangan antar suku.

Spoiler for 4.Pertelevisian.:
·Suguhan informasi yang fiktif demi shaf terdepan.
·Berbondong” bikin program acara menjual mimpi.
·Maraknya sinetron tolol yang dibuat berdasarkan cerita fiksi dengan kebodohan yang betul” nyata.
·Reality Show yang lebih mengarah pada kebohongan publik. Temen ane pernah maen untuk beberapa episode..
·Maraknya infotainment yang isinya mengumbar aib orang dan info yang gak penting. Malah presenternya ndiri yg bermasalah..
·Jin ditangkepin, koruptor dilepasin.

Spoiler for 5.Selebritas.:
·Sekelompok manusia yang dianugrahi kelebihan fisik, sebagai gantinya jatah otak dikurangin..
·Banyaknya aktris dan aktor yang dengan bangga bermain dalam sinetron sampah. Materi dan bobot cerita gak mutu, yang penting masi laku..
·kimpoi aja ama bule, pasti anaknya bakal masuk tipi.

Spoiler for 6.Politik.:
·Sekumpulan kaum intelek yang berahlak telek.
·Taman kanak kanak versi manula.
·Wakil rakyat, realisasi dari mimpi seluruh rakyat yang berkhayal hidup enak. Makannya gak usah ngimpi kaya, udah ada yang wakilin..

Spoiler for 7.Sosial Ekonomi.:
·Keadilan sosial akan kemiskinan yang secara merata.
·Kehidupan belangsak jadi alasan kriminal.
·Yang haram aja susah, apa lagi yang halal.
·Gak bisa makan sehari bunuh diri.
·Otak cuma buat ngeberatin kepala, malah sarimin pergi kepasar yang disuruh nyari duit..
·Rasis sebagai buah hasil tanam dari orde lama.
·Mau jadi babu di negeri orang atau jadi jongos di negeri sendiri, tinggal nunggu waktu..

Spoiler for 8.Hukum.:

Indonesia adalah negara hukum yang sudah sangat sangat terlalu banyak terjadi pelanggaran hukum. Bisa celeng kalo ane nyebutin satu per satu..

Apa arti keadilan bagi Negara Indonesia? Keadilan adalah bahasa akhirat. Karena itu keadilan tidak akan pernah terjadi di Indonesia sampai kiamat..

Spoiler for 9.Agama.:
· http://static.kaskus.us/images/smilies/nosara.gif SARA
·Munculnya oknum arogan yang seakan paling suci sebagai ahli surga.
·Muncul aliran sesat yang berkitabkan atas dasar pemikiran mahluk.
·Barter keyakinan nenek moyang ama 5 bungkus mie keriting tanpa telor.
·Ilmu tanpa agama dan agama tanpa ilmu menjadikan masyarakat sebagai penjajah dalam negri dan pasukan berani mati dalam ketololan..

Spoiler for 10.Alam.:
Tambahan agan losngana
·Punya iklim ramah, malah jadinya pemalas
·Negara maritim, tapi pasokan listrik kurang
·Negara maritim, tapi garam impor
·Negara agraris, tapi beras impor
·Punya banyak satwa langka, malah dibunuhin
·Kelestarian flora fauna diselamatin ama LSM2 luar negeri, malah dimusuhin
Ini fakta fakta yang bisa ente liat sendiri gan.. Kalo mau nambahin, silahkan.. Kalo gak terima, ya monggo..
Semoga ini bisa jadi cerminan kehidupan masyarakat Indonesia untuk lebih baik lagi. http://static.kaskus.us/images/smilies/I-Luv-Indonesia.gif

Rabu, 08 Februari 2012

Tindakan Memuji Teman

SUBHANALLAAH, SUCIKANLAH ALLAH SWT - Hadis riwayat Abu Bakrah ra., ia berkata: Seorang lelaki memuji orang lain di hadapan Nabi shollallahu ’alaih wa sallam maka beliau bersabda: “Celaka kamu! Kamu telah memenggal leher temanmu, kamu telah memenggal leher temanmu!” Beliau mengucapkannya berulang-ulang. ”Apabila seorang di antara kamu terpaksa harus memuji temannya, hendaklah ia berkata: Aku mengetahui kebaikan si Fulan namun Allah lebih mengetahui keadaannya, dan aku tidak memberikan kesaksian kepada siapa pun yang aku ketahui di hadapan Allah karena Allah lebih mengetahui keadaannya yang sebenarnya”. (HR Muslim 5319)

Sedemikian kerasnya teguran Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sehingga tindakan memuji sesama manusia itu disetarakan dengan memenggal leher teman artinya membunuhnya…! Dan hal ini dikatakan berulang-kali oleh Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam. Mengapa teguran Nabi shollallahu ’alaih wa sallam begitu kerasnya? Karena Nabi shollallahu ’alaih wa sallam sangat khawatir bila ummat beliau terjatuh kepada penyimpangan ummat terdahulu

Ibnu Abbas mendengar Umar berkata dari atas mimbar: ”Aku mendengar Rasulullah bersabda: “Janganlah kalian mengkultuskanku sebagaimana kaum Nasrani mengkultuskan Isa putra Maryam. Sesungguhnya aku hanyalah seorang hamba. Maka ucapkanlah: hamba Allah dan RasulNya.” (HR Bukhary 3189)

Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam sadar dan faham betul bahwa kemusyrikan seringkali bermula dari bentuk mensucikan orang-orang mulia seperti para Nabi, sehingga kita ketahui sampai hari ini Rosulullah SAW tidak bersedia wajahnya dilukis, dan digambar padahal kita ingin sekali melihat wajahnya yang mulia

Islam sangat tidak membenarkan hadirnya berbagai bentuk penghormatan berlebihan kepada sesama manusia walau terhadap seorang Nabiyullah sekalipun. Dan jika Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam melarang ummatnya untuk mengkultuskan diri beliau, bagaimana lagi gerangan kerasnya teguran beliau jika menyaksikan perlakuan sebagian ummat Islam di zaman kita, dan bagaimana bisa seseorang melihat kesalahan salah satu ulama yang selama ini diikuti kemudian ia kecewa dengan ulama tersebut sehingga jadi jarang mengikuti pengajian, jadi selama ini ia mensucikan manusia, bukan AllahNya yang disucikan. Seorang yang mensucikan dan membesarkan Allah SWT jelas hanya Allah SWT yang jadi tujuannya, dan manusia biasa sarat dengan kelemahan serta khilaf kewajiban kita mengkoreksi pun atas dasar saling menyelamatkan sesama saudaranya dengan mengharap redho Allah SWT

Seorang Muslim yang faham makna kalimat Subhaanallah tidak akan terjebak ke dalam anggapan adanya fihak lain selain Allah yang pantas disucikan. Ia tahu hanya Allah sajalah di dalam hidup ini yang tidak mengandung cacat dan kekurangan. Allah adalah Dzat Yang Maha Sempurna. Oleh karena itu sepanjang perjalanan sejarah dunia Allah mengutus para Nabi dan Rasul dengan tujuan untuk menjernihkan aqidah ummat manusia. Sebab manusia memiliki kecenderungan untuk merasa butuh mensucikan sesuatu di dalam hidupnya. Namun sayang, kebanyakan kita belum memaknai akan Ma’rifatullah (Pengenalan akan Allah) sehingga mereka akhirnya menjadikan banyak fihak selain Allah sebagai fihak yang disucikan sedemikian rupa sebagaimana semestinya mereka mensucikan Allah Subhaanahu wa Ta’aala (Yang Maha Suci lagi Maha Tinggi)

Seorang Muslim atau ahli Tauhid hanya mengesakan, memuji, mengagungkan, membesarkan dan mensucikan Allah semata. Sebab demikianlah tuntutan ajaran Tauhid. Di antara ekspresi seorang ahli Tauhid ialah seringnya terlontar dari bibirnya kalimat-kalimat seperti Subhaanallah (Maha Suci Allah), Alhamdulillah (segala Puji hanya bagi Allah), Laa ilaaha illa Allah (Tiada ilah selain Allah) dan Allahu Akbar (Allah Maha Besar). Semua kalimat itu diucapkannya dengan penuh pemahaman, penghayatan dan keyakinan

اللهم إني أعوذ بك أن أشرك بك وأنا أعلم ، وأستغفرك مما لا أعلم

Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada Engkau dari mempersekutukan Engkau sedang aku mengetahuinya dan aku mohon ampun kepadaMu dari apa-apa yang tidak kuketahui, aminin semoga Allah meredhoi kita semua