Rabu, 05 November 2014

SEJARAH DESA BADES

Hasil penelusuran sejarah Desa Bades Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, bersama Bapak Kepala Desa Bades (Abah Sulihadi) dibantu oleh Saiful Rozi dan Isnan.
Pada jaman dulu sekitar Tahun 1800san ada seseorang pendatang yang bernama Mbah Madin berasal dari daerah kerajaan Mataram Jawa Tengah datang kedaerah ini dengan tujuan untuk babat alas didaerah lain yang sekarang dikenal dengan Danurojo, sedangkan didaerah ini terkenal dengan tanah gatel “bahasa jawa” atau angker yang menyebabkan das des (istilah jawa) daerah yang menurut masyarakat orangnya gagal terus dan masyarakatnya sering terjadi kematian atau meninggal dunia, karena mendengar berita seperti itu Mbah Madin memutuskan berhenti dan menetap di daerah ini. Mendengar keputusan Mbah Madin masyarakat berkata yang bahasa jawanya“ lah wong koen bongkak bongkek kate rono” yang artinya tidak punya kemampuan dan kekuatan untuk melawan wilayah tanah gatel atau angker (daerah Mbejisari masuk dusun Purut) yang sering memakan korban dan menurut cerita masyarakat tanah gatalnya   dipindah ke daerah Danurojo dan dipindah lagi ke gunung lincing yang dulu ada tanda dengan pohon cabe yang berwarna hijau, kuning, abang atau tidak seperti warna cabe umumnya. Mulai saat keberhasilan dari Mbah Madin inilah beliau disebut atau dikenal dengan Mbah Des yang sekarang menjadi Bades atau Desa Bades.
Menurut cerita fersi lain adalah pada saat itu Mbah Madin mempunyai anak keturunan yang namanya Genamin dan pada waktu makan dia merasakan makanan yang pedas karena belum ceto atau pandai bicara si anak mengatakan kepada Mbah Madin “Mbah Des Mbah des” jadilah kata nama Bades atau Desa Bades.
Sejarah ini ditunjukkan dengan adanya petilasan di makam umum Desa Bades yaitu makamnya Mbah Madin di dusun Krajan.
Pada Tahun 1958 Desa Bades yang mempunyai wilayah yang sangat luas terjadi pemekaran wilayah atau pecah menjadi 2 desa yaitu menjadi Desa Bades dan Desa Gondoruso,  adapun wilayah Desa Bades ada 6 (enam) dusun yaitu Dusun Krajan, Dusun Purut, Dusun Tabon, Dusun Siluman, Dusun Kajaran dan Dusun Dampar dan Desa Gondoruso ada 5 (lima) dusun yaitu Dusun Danurojo, Dusun Glendangpetung, Dusun Kaliwelang, Dusun Sumberjo dan Dusun Liwek.
Sedangkan untuk sejarah kepemimpinan Desa Bades yang diketahui oleh Masyarakat antara lain:
1.     Mbah Aliman/H Tayib selama 40 Tahun, sekitar Tahun (1867 – 1907) sehingga mendapat bintang mas.
Sebelum Petinggi Aliman/ H. Tayib petingginya sering ganti disebabkan ketika ngurit (tebar benih padi) tidak pernah lurus yang menyebabkan Petingginya berhenti.
2.     Mbah Mujarin Wiryo Suryo Pranoto Putra Mbah Aliman (selama 25 tahun)  Tahun 1907 - 1932
3.     Putranya pak Wir nama Mbah Paiman  julukannya Niti Prayitno Putra dari Mbah Muhajir Wiryo Suryo Pranoto selama 10 Tahun, sekitar Tahun (1932 – 1942)
4.     Pak Minto setelah zaman jepang sekitar Tahun (1942 – 1968)
5.     Pak Rehan 1 Periode, sekitar Tahun (1968 – 1982)
6.     Pj Sanijo selama 3 bulan, sekitar Tahun 1982
7.     Pak Nur Hasan selama 2 priode, sekitar Tahun (1982 – 2001) diantara masa bakti Pak Nur Hasan 2 priode ada Pj Kepala Desa yaitu:
8.     Pj. Sanijo selama 1 Tahun, sekitar Tahun 1988
9.     Pj. Carik Abu Mansur selama 1 Tahun, sekitar Tahun (2001 – 2002)
10.  Pak Siono selama 1 priode 5 Tahun, sekitar Tahun (2002 – 2007)
11.  Pj Suroso selama 3 bulan, sekitar Tahun 2007
12.  H. Zamrowi Mansur selama 1 priode, Tahun (2007 – 2012)
13.  Pj Saiful selama 9 bulan, Tahun (2012– 2013)
14.  Abah H. Sulihadi mulai bulan Desember 2013, priode (2013-2019)
Sumber cerita dari Mbah Juhri Sutikno Putra dari Petinggi Mbah Aliman Putra dari Mbah Wiryo.
                                                                                           
                                                                                    Oleh
                                                                              Imam Zubaidi