Minggu, 12 Maret 2017

CARA MENGHILANGKAN FORMALIN PADA MAKANAN

HENY BUDI UTARI, PhD.
*Cara Menghilangkan Formalin pada Mie, Tahu dan Ikan*

Formalin adalah bahan kimia berbahaya yang kerap dicampurkan ke makanan oleh pedagang curang. Sebagai konsumen kita pun jadi waswas, takut bila tanpa sengaja membeli makanan berformalin dan meracuni diri dan keluarga sendiri. Untungnya, ada cara untuk menghilangkan kadar formalin dari makanan.

*1. Ikan Asin*

Ikan asin yang berformalin perlu direndam selama 60 menit agar formalinnya terlepas dari ikan dan terlarut ke air rendamannya. Level formalin akan berkurang sebanyak 61.25% bila ikan asin direndam dalam air biasa. Sebaiknya, perendaman ikan asin dilakukan di air garam karena dapat menghilangkan level formalin hingga 89.5%.

*2. Tahu*

Tahu yang berformalin pun bisa dinetralkan dengan cara yang mudah. Cara terbaik adalah dengan merebusnya sampai mendidih kemudian menggorengnya. Teknik ini terbukti dapat menghilangkan hampir semua kandungan formalin di dalam tahu tersebut. Cara lain juga bisa dilakukan dengan mengukusnya atau merendamnya di air panas. Namun, kedua cara ini hanya dapat mengurangi kandungan formalinnya, bukan menghilangkannya secara total.

*3. Mie Basah*

Untuk mie basah, caranya lebih mudah lagi. Cukup rendam saja mie dalam air panas selama 30 menit. Teknik sederhana ini terbukti dapat menghilangkan kandungan formalinnya hingga 100%. Jangan lupa, cuci kembali mie dengan air biasa setelah perendaman untuk memastikan tidak ada sisa formalin yang masih menempel.

*4. Ikan Segar*

Ikan segar yang diberi formalin juga bisa dinetralkan kembali sehingga aman untuk dikonsumsi. Campurkan cuka ke dalam air hingga konsentrasinya mencapai 5%. Kemudian, rendam ikan di larutan tersebut selama 15 menit. **************************
tolong di share ke teman2 biar terhindar dari formalin

Sabtu, 11 Maret 2017

Mau Di Bawa Kemana NU Hari Ini?...

Copas grup masjid kantor...

*Mau Di Bawa Kemana NU Hari Ini?*

March 5, 2017

Kyai Jombang Pertanyakan NU, Apa Gunanya Ulama sebagai Pewaris Nabi di NU Kini?

Sekelas Syuriah NU tidak mungkin tidak mengerti ini (masalah petingnya kepemimpinan dalam Islam, red nm). Bisunya mereka pasti ada sesuatu yang amat dahsyat hingga menyebabkan amanat agama mereka tersandera.

Berikut ini tulisan seorang kyai dari Jombang Jawa Timur (tempat lahirnya NU 1926) yang mempertanyakan keadaan NU sekarang.

*MASIHKAH NU SEBAGAI ORGANISASI KEAGAMAAN?*
Oleh,
KH A. Musta’in Syafi’i

Keputusan pemuda NU Jakarta dalam Pilgub DKI untuk NETRAL. Identik dengan para kyainya di jajaran Syuriah yang hingga kini membisu soal ini. Tak heran, siapa dulu dong bapaknya?

Artinya:

1. Rupanya, Penguasa NU sekarang tidak menganggap NASHBUL IMAM sebagai bagian dari agama, sehingga tidak masalah umat nahdliyin dipimpin nonmuslim. Lalu apa gunanya kyai sebagai pewaris Nabi? Pernahkah nabi, para sahabat, tabi’in, al-salaf al-shalih, kyai-kyai pendiri NU membiarkan nonmuslim menguasai umat Islam? Sebagai muslim, penjajah ditumpas bukan semata karena membela negara, tapi lebih karena agama. Makanya ada istilah perang SABIL, RESOLUSI JIHAD dll. Pejuang yang gugur dihukumi syahid, tanpa dimandikan, tanpa dikafani, tanpa dishalati.

2. Nashbul Imam adalah masalah agama yang sangat serius. Karena pemimpin ialah penentu kebijakan yang berdampak besar pada rakyat. Jika pemimpin nonmuslim menentukan kebijakan yang merugikan Islam/umat Islam, demi Allah- mereka yang memilih dia berdosa, termasuk yang membiarkan tanpa fatwa agama, apalagi tim suksesnya.

3. Netral, memangnya NU itu KPU? Jika para cagub seiman, wajar jika NU netral. Tapi ini beda. Isu SARA dilarang jika untuk memprovokasi, memfitnah, merendahkan dll. Tapi apa salahnya, apa yang dilanggar bila muslim memilih pemimpin seiman dan menolak yang tidak seiman tanpa merendahkan keimanan yang lain. Adalah hak bagi setiap warga memilih pemimpin sesama suku, tanpa merendahkan suku lain. Sesama ras, tanpa memfitnah ras yang lain atau sesama adat tanpa menghina adat lain. Itu hak berdemokrasi.

4. Sangat memprihatinkan jika NU hanya vokal soal tahlilan, yasinan, ziarah kubur yang diganggu. Tapi tidak punya nyali memberi fatwa politik yang agamis & demokratis. Padahal ini masalah besar terkait kemaslahatan umat baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Hanya muslim minimalis (musailim) yang memandang politik hanya masalah dunia. Sadarilah, tercatat 65 kali perang (ghazwah & sariyah) selama periode Nabi demi memaslahatkan umat via kekuasaan (politik).

5. Sekelas Syuriah NU tidak mungkin tidak mengerti ini. Bisunya mereka pasti ada sesuatu yang amat dahsyat hingga menyebabkan amanat agama mereka tersandera. Dan umat sudah tahu hal itu dari omongan mereka sendiri (?).

6. Kyai Syuriah NU bukanlah kyai pesanan, bukan pula kyai jadian yang dijadikan oleh para broker politik. Kyai Syuriah adalah benar-benar ulama pewaris Nabi yang dipilih secara mukhlis dan bersih dari sum’ah dan ambisi sehingga memiliki sifat syaja’ah yang terpuji, selalu “YAKHSYA ALLAH” dan tidak “YAKHSYA AL-NAS”. Harusnya, Kyai Syuri’ah NU bukan Kyai yang diperalat broker politik.

Kyai NU adalah Kyai yang mukhlis, ikhlas, tidak beramal untuk diperdengarkan. Memiliki sifat syaja’ah, berani karena Allah dan (membela) Rasulullah. Selalu Yakhsya Allah, hanya takut pada Allah, tidak Yakhsya Al Naas, takut pada manusia, celaan orang-orang yang mencela.

(KH A. Musta’in Syafi’i, Ponpes Madrasatul Qur’an Tebuireng, Jombang)

Rabu, 01 Maret 2017

Analisa Setrategi PERANG TABUK oleh Raja Salman.

Misi  Raja Salman datang ke Indonesia adalah strategi yang diajarkan oleh Rasulullah ?
.

Tiba-tiba saya teringat dengan ucapan  Direktur Pusat Kajian Hadis (PKH) Dr Ahmad Lutfi Fathullah MA,  2 minggu lalu.  Beliau menjelaskan panjang lebar tentang perang Tabuk.
Menariknya, setelah saya analisa lebih dalam, ternyata ada pelajaran penting yang harus kita pahami dan sebarkan !

Anda  tahu Perang Tabuk ?
Anda tahu Perang urat syaraf ?
Anda tahu  Rosulullah SAW pernah memenangkan 3 perang besar tanpa pertempuran, salah satunya adalah perang Tabuk ?

Bagi orang yang beriman dan cerdas, pasti bisa menganalisa dan memahami bahwa kedatangan Raja Salman dan rombongan berjumlah 1500 orang  ke Indonesia bukanlah kunjungan biasa, ini adalah strategi yang pernah digunakan oleh Rosulullah untuk mengalahkan kerajaan Romawi dan mengungkap kaum munafik dari umat Islam sendiri.

Pada zaman Rosulullah, kekuatan itu berupa senjata perang, namun kini adalah kekuatan ekonomi.
Itulah mengapa raja Salman menyiapkan 25 milyar dollar untuk Indonesia dan menunjukkan kepada dunia bahwa Islam itu kaya.

Jumlah pasukan yang dibawa oleh Rosulullah sebanyak 30.000 orang !
Jumlah rombongan yang dibawa raja Salman sebanyak 1500 orang, dan ini baru pertama kali dalam sejarah Indonesia.

Kembali ke sejarah...
Rasulullah menerima tantangan perang ini bukan untuk menjajah atau menghancurkan kerajaan Romawi.

Misi pengerahan militer yang Rasulullah lakukan, untuk  menggentarkan kekuatan musuh sekaligus memposisikan Negara Islam sejajar dengan kekuatan global yang ada waktu itu, dan Alhamdulillah target misi berhasil, menang tanpa perang.

Ada hal penting, saat itu banyak orang munafik yang justru berada di lingkaran umat muslim, mereka juga berusaha mencegah orang lain untuk ikut perang. Nabi Muhammad Saw tahu hakikat yang sebenarnya. Oleh karenanya, beliau memerintahkan Imam Ali as untuk tetap berada di Madinah dan beliau ikut dalam perang ini.

Akhirnya pasukan Muslimin yang berjumlah 30 ribu pada 19 Rajab 9 Hijriah tiba di medan perang, tapi mereka tidak menemukan tanda-tanda keberadaan pasukan Romawi. Dalam peristiwa ini, sekalipun tidak terjadi perang, yang terjadi adalah kehormatan Islam tetap terjaga dan umat Islam terbukti siap berkorban untuk menghadapi pasukan kufur.

Coba perhatikan, raja Salman mengunjungi 3 lokasi, yaitu Jakarta, Bogor dan Bali !!!
Ini adalah strategi jenius dalam perang urat syaraf yang tak akan akan  bisa dinalar oleh orang awam apalagi cebonger, karena ilmu dan analoginya  tak akan sampai.

Perlu anda tahu, Perang Tabuk ini juga disebut perang Fadhihah yang berarti terungkap. Karena sebagian orang yang menunjukkan dirinya muslim ternyata mereka adalah orang munafik.

Anda pasti sudah tahu jika kini Indonesia sudah dikuasai oleh orang-orang munafik.

Sekarang jawab !
Apakah Anda berada di pihak kaum munafik atau kaum mukmin ?
Apakah Anda bersedia menyebarkan fakta ini agar menjadi viral ?
Apakah Anda siap menyambut kedatangan raja Salman demi kehormatan Islam di Indonesia ?

SALAM TAKBIR.....!!!