Selasa, 21 Mei 2019

Cerita Singkat Kiyai Muzakki Bujuk Tekolong

Kiai Muzakki bujuk batokolong adalah seorang yang sepanjang hidupnya selalu berkholwat. Setiap berangkat dari Tambak Agung Sukalillah atau pulang dari pertapaannya dikampung Batukolong desa Sen Asen kecamatan Konang beliau naik ular yang di kenal dengan Sebutan ular lajing krakap lewat bawah tanah. Mengenai tempat kholwatnya ini masih ada tanda/bekas lubang ular dan batu bekas kaki beliau dikampung batukolong Sen Asen kecamatan Konang yang di kenal dengan nama PELUATAN dari bahasanya arab yakni  PAKHOLWATAN.
Beliau mempunya 9 istri dan 37 anak yang tersebar di madura,jawa dan kalimantan selatan.

Mengenahi karomah beliau, banyak sekali cerita yang menujukan bahwa beliau merupakan kekasih Allah, diantaranya
1. ketika ada banjir datang beliau berdiri ditengah datangnya banjir kemudian airnya membelah menghindari bujuk tokolong
2. setiap magrib sholat dimekkah dengan kuda. dikisahkan ketika murid beliau yang menjadi pembantu (khodim) beliau yang bernama bujuk batu anten (sayyid Abdul Hamid Al Qadrie)  mengeluarkan kudanya ketika kuda tersebut mulai mengeluarkan keringat bujuk batu anten memegang ekor kuda tersebut langsung suasana berada dimekkah.
3. ketika kewafatannya terjadi pada sore hari pkul 16.00, selesei semua urusan perawatan jenazah hingga selesei pemakaman lalu orang-orang pulang ng, ternyata jam masih menujukkan pukul 16.00, artinya tidak merubah waktu. Padahal jarak konang dan sukolilo labeng sangat jauh bisa satu hari perjalanan dengan jalan kaki.

4.yang masyhur dari leluhur kami adalah ketika sedang membangun masjid/ musholla tidak ada makanan untuk para pekerja, lalu kiai Muzakki mengambil batu hitam lalu dipecah menjadi makanan bagi para pekerja. Saat ini, beliau dimakamkan komplek pemakaman di Sukalila Bangkalan.
5. ketika bertapa beliau menggunakan Ular sebagai kendaraannya dan lewat bawah tanah, dan ular tersebut masih ada di madura.

dan masih banyak lagi karomah lainnya. Mengenai cerita karomah beliau tidak bisa penulis uraikan semuanya disini, karena yang terpenting adalah bagaimana kita meneladani beliau teurtama anak keturunannya. Sebagimana dikatakan orang sholih akan melahirkan orang soleh pula, sebaliknya orang yang kurang baik akan melahirkan serupa pula.

sebagaimana ungkapan ulama

صلا ح وتقوى الآباء تنفع الأ بناء وﺫرياتهم وتقوى الأ بناء يعود الى اباءهم واصولهم

Kesalihan dan ketaqwaan nenek moyang akan berpengaruh sangat besar terhadap anak keturunannya, sebaliknya kesalihan anak juga secara otomatis kembali( pahalanya mengalir) kepadah leluhurnya. Ibarat kata, seekor  macan akan melahirkan anak macan juga, bukan kucing.

By. Bib Muhsin Basaiban

Tidak ada komentar:

Posting Komentar