Kamis, 25 Mei 2017

Pesan Cicit Syaikhona Kholil Bangkalan

* Sebuah pesan dari cicit Syaikhona Kholil Al-Bangkalani

Di satu daerah di pulau Madura..

Waktu itu,seorang pengusaha sedang mengadakan hajatan besar-besaran dlm rangka pernikahan anaknya,layaknya orang-orang madura  yg memang dikenal dgn kecintaan yg kuat terhadap ilmu dan ulama, ia mengundang puluhan Alim-Ulama dan para kiai dlm acara itu(termasuk abahku yg menyaksikan dan menceritakan kejadian ini)..

Sementara acara masih berjalan lancar,ketika akhirnya datang sebuah sepeda motor memasuki halaman acara,tepat dihadapan para kiai dan ulama,dua orang itu langsung menjadi pusat perhatian,yg satu pengemudi,satunya lagi seorang lelaki tua yg duduk dibelakangnya,lelaki itu memakai peci putih,kaos singlet,dan celana sederhana setinggi lutut layaknya seorang petani,ia juga membawa senter kecil ditanganya.

Saat Almarhum KH.Abdullah Schal selesai membaca sholawat dan turun dari panggung,lelaki tua itu segera menaiki panggung,tak ada satupun yg berani menegur atau menghalanginya,semua seakan-akan sedang menunggu apa yg akan dilakukan orang ini.

Ia mengambil mic,dan mulai berceramah,subhanallah..!!dgn bahasa arab yg fasih ia mulai mengkritik dan menasehati para ulama zaman skrng yg mulai terlena oleh perkara-perkara duniawi,sebuah pemandangan yg unik,dihadapan para kiai dan ulama,seorang kakek berpakaian petani bagaikan seorang Syaikh yg sedang memberi petuah kpd murid-muridnya.

Selesai berceramah ia langsung menuju sepeda motornya,supirnya sudah menunggu,Shobihul bait sampai menangis-nangis demi mengejar lelaki tua itu,Ia mencium tangannya lalu memberi sebuah amplop tebal yg entah berapa isinya,lelaki tua itu menggeleng dan menolak mentah-mentah,ia segera menaiki sepedanya dan beranjak pulang...

Lelaki tua itu adalah kiai Kholilurrahman atau yg biasa dipanggil dgn Ra lilur,salah satu cicit mbah Kholil Bangkalan yg terkenal sbg wali jadab,Mulai saat itu orang-orang yg dulu hanya mengetahui Ra Lilur sbg sosok yg nyeleneh akhirnya mulai mengakui kealiman beliau,padahal konon beliau hanya pernah mondok selama 3bln,.

Meski sulit ditemui,Alhamdulillah aku pernah bertemu beliau di kediamannya di desa Banjar(sekitar 15 menit dari rumahku),wajah beliau persis seperti sabda Nabi ketika menerangkan ciri-ciri wali-wali Allah : 

"mereka yg ketika dipandang wajahnya akan membuat kita ingat(tdk lalai) kpd Allah"

Bagiku beliau adalah sosok yg mewarisi kezuhudan Syaikhona Kholil,beliau berpakaian seperti itu bkn tanpa alasan,hanya ingin memberi pesan bahwa semua yg ada di Dunia ini akan menuju ke-fana-an,konon sambil menangis sesenggukan, beliau pernah berkata(dgn bahasa arab) kpd salah satu tamunya :

"Kalau ulama sudah lupa kepada kedudukannya dan mencintai harta serta kemewahan, berat, berat, dihadapan Allah SWT. Dampaknya, mereka akan pecah. Ya, Allah, selamatkanlah mereka,"  

Aku jadi teringat Kisah Syaikhona Kholil,yg saat itu baru mendapat Hadiah sarung mewah dari salah satu pencintanya,beliau malah menangis dan berkata :

"Aku takut ini akan mengurangi Pahalaku kelak di akhirat" ...

Ulama Akhirat seperti Ra Lilur ibaratkan Paku Bumi,yg dgnnya Allah masih tetap menjaga Bumi ini dari datangnya Adzab yg sudah menunggu akibat dosa-dosa yg dilakukan oleh para pendosa seperti kita..

ولولاهم بين الأنام لدكدكت * جبال و أرض لارتكاب الخطيئة ..

Semoga Allah selalu memberi beliau kesehatan dan afiah, memanjangkan umur beliau,dan senantiasa mengalirkan barokah beliau kpd kita semua... 

* Ismael Amin Kholil,Tarim 7 April 2017

1 komentar: