Hasil penelusuran sejarah Desa Bades Kecamatan Pasirian Kabupaten Lumajang, bersama Bapak Kepala Desa Bades (Abah Sulihadi) dibantu oleh Saiful Rozi dan Isnan.
Pada
jaman dulu sekitar Tahun 1800san ada seseorang pendatang yang bernama Mbah
Madin berasal dari daerah kerajaan Mataram Jawa Tengah datang kedaerah ini
dengan tujuan untuk babat alas didaerah lain yang sekarang dikenal dengan
Danurojo, sedangkan didaerah ini terkenal dengan tanah gatel “bahasa jawa” atau
angker yang menyebabkan das des
(istilah jawa) daerah yang menurut masyarakat orangnya gagal terus dan
masyarakatnya sering terjadi kematian atau meninggal dunia, karena mendengar
berita seperti itu Mbah Madin memutuskan berhenti dan menetap di daerah ini.
Mendengar keputusan Mbah Madin masyarakat berkata yang bahasa jawanya“ lah wong
koen bongkak bongkek kate rono” yang artinya tidak punya kemampuan dan kekuatan
untuk melawan wilayah tanah gatel atau angker (daerah Mbejisari masuk dusun
Purut) yang sering memakan korban dan menurut cerita masyarakat tanah
gatalnya dipindah ke daerah Danurojo
dan dipindah lagi ke gunung lincing yang dulu ada tanda dengan pohon cabe yang
berwarna hijau, kuning, abang atau tidak seperti warna cabe umumnya. Mulai saat
keberhasilan dari Mbah Madin inilah beliau disebut atau dikenal dengan Mbah Des
yang sekarang menjadi Bades atau Desa Bades.
Menurut
cerita fersi lain adalah pada saat itu Mbah Madin mempunyai anak keturunan yang
namanya Genamin dan pada waktu makan dia merasakan makanan yang pedas karena
belum ceto atau pandai bicara si anak mengatakan kepada Mbah Madin “Mbah Des
Mbah des” jadilah kata nama Bades atau Desa
Bades.
Sejarah
ini ditunjukkan dengan adanya petilasan di makam umum Desa Bades yaitu makamnya
Mbah Madin di dusun Krajan.
Pada Tahun 1958 Desa
Bades yang mempunyai wilayah yang sangat luas terjadi pemekaran wilayah atau
pecah menjadi 2 desa yaitu menjadi Desa Bades dan Desa Gondoruso, adapun wilayah Desa Bades ada 6 (enam) dusun
yaitu Dusun Krajan, Dusun Purut, Dusun Tabon, Dusun Siluman, Dusun Kajaran dan
Dusun Dampar dan Desa Gondoruso ada 5 (lima) dusun yaitu Dusun Danurojo, Dusun
Glendangpetung, Dusun Kaliwelang, Dusun Sumberjo dan Dusun Liwek.
Sedangkan untuk
sejarah kepemimpinan Desa Bades yang diketahui oleh Masyarakat antara lain:
1.
Mbah Aliman/H Tayib selama 40 Tahun,
sekitar Tahun (1867 – 1907) sehingga mendapat bintang mas.
Sebelum Petinggi
Aliman/ H. Tayib petingginya sering ganti disebabkan ketika ngurit (tebar benih
padi) tidak pernah lurus yang menyebabkan Petingginya berhenti.
2.
Mbah Mujarin Wiryo Suryo Pranoto Putra
Mbah Aliman (selama 25 tahun) Tahun 1907
- 1932
3.
Putranya pak Wir nama Mbah Paiman julukannya Niti Prayitno Putra dari Mbah
Muhajir Wiryo Suryo Pranoto selama 10 Tahun, sekitar Tahun (1932 – 1942)
4.
Pak Minto setelah zaman jepang sekitar
Tahun (1942 – 1968)
5.
Pak Rehan 1 Periode, sekitar Tahun (1968 –
1982)
6.
Pj Sanijo selama 3 bulan, sekitar
Tahun 1982
7.
Pak Nur Hasan selama 2 priode, sekitar
Tahun (1982 – 2001) diantara masa bakti Pak Nur Hasan 2 priode ada Pj Kepala
Desa yaitu:
8.
Pj. Sanijo selama 1 Tahun, sekitar
Tahun 1988
9.
Pj. Carik Abu Mansur selama 1 Tahun,
sekitar Tahun (2001 – 2002)
10. Pak
Siono selama 1 priode 5 Tahun, sekitar Tahun (2002 – 2007)
11. Pj
Suroso selama 3 bulan, sekitar Tahun 2007
12. H.
Zamrowi Mansur selama 1 priode, Tahun (2007 – 2012)
13. Pj
Saiful selama 9 bulan, Tahun (2012– 2013)
14. Abah
H. Sulihadi mulai bulan Desember 2013, priode (2013-2019)
Sumber cerita dari Mbah Juhri
Sutikno Putra dari Petinggi Mbah Aliman Putra dari Mbah Wiryo.
Oleh
Imam Zubaidi
Oleh
Imam Zubaidi
ada yg tahu Nama : Bpk. Imam Syafi'i, dari Bades Pasirian
BalasHapususia +- 55 - 60 Tahun
pernah jadi Santri di Pesantren Ngelom Sepanjang Sidoarjo, sekitar tahun 1980 -1983an
terimakasih
mg ketemu
HapusSeandinya saya masih bertugas di sana aku carikan....maaf sudah pulkamp
BalasHapusmohon info nama nama perangkat desa yang sekarang ,, mereka juga mengabdi dan perangkat yg bekerja
BalasHapusterima kasih
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusterima kasih sudah membahas desa saya!
BalasHapus