Sebagai seorang muslim, memilih pemimpin
adalah perkara yang sangat urgen dan fital. Karena pemimpin akan
menentukan baik-buruknya kehidupan mereka, fiddunya wal akhirah.
Pentingnya memilih pemimpin ini
sampai-sampai Rasulullah saw. memerintahkan tiga orang yang sedang
melakukan suatu perjalanan ke luar kota atau safar, untuk menunjuk salah satu di antara mereka sebagai pemimpin.
Mendesaknya adanya pemimpin juga terlihat
dari sikap para sahabat Nabi, ketika mereka ditinggal wafat Nabi
Muhammad saw., mereka tidak seketika memakamkan jasad beliau yang mulia,
sampai akhirnya mereka memilih pemimpin bagi mereka, yaitu Abu Bakar
Ash-Shiddiq.
Oleh karena itu, bagi seorang muslim,
memilih pemimpin adalah suatu kewajiban. Pertanyaannya adalah; Bagaimana
memilih pemimpin yang baik? Apa kriteria yang harus melekat pada diri
calon pemimpin?
Jawaban dari pertanyaan ini akan membantu kita dalam memilih calon pemimpin dengan benar.
Paling tidak ada empat kriteria yang harus melekat pada calon pemimpin yang layak untuk dipilih;
Pertama, Sidiq. Berlaku benar.
Benar dalam keyakinnya. Benar dalam kata-katanya. Benar dalam
tindakannya. Satu kata dan perbuatan. Benar dalam ibadahnya. Benar dalam
kebijaksananya. Benar dalam keberpihakannya pada kebaikan.
Kedua, Amanah. Dapat dipercaya.
Tidak berkhianat. Menjalankan amanat rakyatnya. Tidak menyia-nyiakan
tanggung jawabnya. Tidak menyalah gunakan wewenangnya. Tidak menggunakan
jabatannya untuk kepentingan sempit.
Rasulullah saw. bersabda: “Tanda orang munafik ada tiga; Jika berkata bohong. Jika diberi amanat berkhianat. Jika berjanji mengingkari.” Bukhari
Ketiga, Fathonah. Cerdas. Baik
cerdas secara spiritual, cerdas intelektual, cerdas emosional atau
cerdas secara sosial. Problem bangsa ini begitu sangat pelik dan rumit,
terlebih dengan adanya krisis ekonomi global sekarang ini. Dibutuhkan
pemimpin yang cerdas dan arif dalam menyelesaikan
permasalahan-permasalahan tersebut.
Keempat, Tabligh. Menyampaikan atau aspiratif. Tidak ada yang disembunyikan untuk rakyatnya. Menginginkan kebaikan dan kemajuan bagi bangsanya.
Tiga kriteria di awal harus ada dan
inhern dalam diri calon seorang pemimpin. Sedangkan kriteria yang
keempat terkait output calon pemimpin bagi orang lain, bagi rakyatnya.
Jika belum ada yang memenuhi syarat ideal
di atas, maka pilihlah beradasarkan track record calon pemimpin
tersebut. Jika latar belakang calon presiden, atau latar belakang
partainya terbukti membuat sengsara rakyatnya, menghancurkan bangsanya,
maka calon yang seperti demikian tentu tidak bisa diharapkan. Atau
lihatlah orang-orang disekitarnya. Karena“seseorang tergantung dari teman dekatnya.” Begitu wasiat Nabi saw.
Maka, jadilah pemilih cerdas, jangan mau
suara kita dibeli dengan janji atau money politic. Juga tidak perlu
takut dengan intimidasi, sudah tidak zamannya lagi ancam-mengancam,
karena kita negara hukum.
Semoga kita terhindar dari salah pilih,
karena akan berakibat fatal. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas ra. berkata,
Rasulullah saw. bersabda: “Barangsiapa memilih seseorang menjadi
pemimpin untuk suatu masyarakat, yang di masyarakat itu ada orang yang
lebih diridlo’i Allah dari pada orang yang dipilih tersebut, maka ia
telah berkhianat kepada Allah, Rasul-Nya dan orang-orang yang beriman.” Al Mustadrak Lishshahihaini, Imam Al-Hakim. Allahu A’lam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar