BERFIKIR
KESAMPING
(Buruh Tani
menjadi Berprofesi)
Di bulan juni 2009 adalah pertamakali saya melaksanakan
tugas sebagai fasilitator PNPM-MPd, hari kedua dilokasi tugas tepatnya
dikecamatan Tekung, kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Yang saya lakukan bersama
Fasilitator Teknik adalah pengenalan lokasi dengan berangkat kedesa-desa untuk
mengenalkan diri kepada kepala desa setelah dari kantor kecamatan, alhasil saya
dapat mengumpulkan berita acara sosialisasi sekaligus mendata nama-nama Kader
Pemberdayaa Masyarakat Desa (KPMD).
Dari enam belas
nama Kader saya terkesan dengan sosok penampilan kader yang berpenampilan cukup
rapih dan meyakinkan saya pun melakukan komunikasi dengan bercerita dan
pertanyaan-pertanyaan seputar pengalaman sekaligus diselingi dengan tertawa
kecil dengan karakternya yang khas dia bercerita mulai dari asal nama
lengkapnya yaitu Bambang Sugriwo Ningrat Sostro Negoro dengan guyonan dia
mengartikan perkata dari namanya Bambang adalah mas, Su adalah ganteng, Griwo
adalah raja, Ningrat adalah keturunan darah biru, Sostro adalah pemimpin, Negoro
adalah negara jadi artinya kalau disatukan adalah mas keturunan raja yang ganteng yang akan memimpin negara yang
akhirnya diperpendek menjadi Sugriwo karena dipandang tidak sesuai dengan
kenyataan yang artinya adalah Raja Ganteng. Dengan jawaban yang pasti dan
panjang ini kami pun tertawa bersama hahaha....dengan cerita-cerita dan
percakapan lainnya.
Pada suatu hari
saya menyambung percakapan dengan datang silaturakhim kerumahnya setelah solat
magrib, seperti biasa diawali dengan cerita macam-macam dari sabang sampai
meraoke habis masuk dalam percakapan dengan kesimpulan saya mendapatkan orang
yang aku cari yaitu sosok sosialis yang mau belajar dan ingin berubah.
Biasanyadikalangan masyarakat umumnya tidak etis menanyakan pekerjaan dan
pendapatan, saya memberanikan diri dan memancing dengan pertanyaan yang
tujuannya untuk mencari keinginan dan bakat terpendamnya, yang saya tanyakan
antaralain:
Saya : Aktifitasnya apa ?...
Sugriwo :
Maksudnya ?...dia balik bertanya
Saya : Ya sehari-harinya?...saya
memancing...karena belum berani bertanya yang spesivik.
Sugriwo : Ooo...pekerjaan
saya...tani mas...
Saya : dengan cepat aku berkata sawahnya
lebar yah bagus...
Sugriwo : Kata siapa mas...lawong buruh tani...itu
kalau ada yang nyuruh, kalo tidak ada ya dirumah
Saja... nyapu cuci baju dan nyiapkan anak-anak
sarapan.
Saya :
Lah Istrimu kemana ?...
Sugriwo : Istriku
mlijo kalau pagi, brangkat jam 4 pagi.
Saya : Lah
pendapatan setiap harinya berapa ?...
Sugriwo : Yah
gak mesti mas...lah kadang ada kadang tidak ada pekerjaan.
Saya pun
mereka-reka sendiri penghasilan yang didapatnya dalam satu bulan, dengan
pengalaman saya yang sering saya gunakan untuk memotifasi orang, sayapun mengatakan
kepada dia dengan kata-kata tegas “ Kamu tidak pantas punya pendapatan cuman
segitu...! “ dia terlihat agak bingung mendengar kata-kata saya, setelah
terhenti sejenak dia balik bertanya “maksudnya ?...” yah kamu seharusnya punya
pendapatan lebih. Percakapan berjalan lumayan lama yang akhirnya saya pun pamit
pulang.
Kegiatanpun
berjalan seperti layaknya kecamatan lain, setelah beberapa waktu pada tahun 2011
ada pergantian Pendamping Lokal (PL) dia terpilih dan disepakati menggantikan Fathur
Rizi yang telah terpilih di MAD untuk menjadi Sekretaris UPK. Waktu berlalu
seiring dengan proses program berjalan dengan pasti dan pada suatu ketika saya
kerumahnya hanya sekedar ingin berbincang-bincang, dari kejauhan sudah terlihat
dia duduk dibelakang temannya di pos ronda dengan memegang bahu temannya seraya
tangannya bergerak-gerak ternyata sedang memijat. Inilah yang pertama kali aku
tangkap sebagai bakat terpendamnya. Dengan kedatangan saya pos ronda dia
tinggalkan dan mempersilahkansaya masuk kerumahnya dengan ditemani segelas teh
kami berbincang-bincang yang inti pembicaraan, saya mengatakan sudah waktunya
kamu berfikir penghasilan lebih dengan memotifasi supaya anaknya dikuliahkan
setelah lulus SMA dengan memberikan testimoni pola pikir seorang sarjana dan
yang bukan sarjana, setelah agak lama saya alihkan pembicaraan ke tentang pijat
memijat ternyata dia menginginkan kelak menjadi tukang pijat.
Berfikir
kesamping dan motifasi adalah topik pembicaraan berikutnya yang saya usung
ketika berjumpa dengan dia dengan sedikit memberikan teori promosi untuk
menjadikan pijat sebagai penghasilan tambahannya walaupun sebenarnya pada raut
mukanya masih menggambarkan ketidak mungkinan karena sudah banyak tukang pijat tetapi
saya berpendapat apakah karena sudah ada orang yang menjual sayur sehingga kamu
tidak menjual sayur ?...apakah karena sudah ada orang menanam padi sehingga
kamu tidak menanam padi ?...tunggu dulu sekarang kamu kenapa kamu menjadi buruh
tani padahal sudah banyak buruh tani, kenapa sekarang istrimu jual sayur
padahal sudah banyak wlijo. Teorinya yaitu jangan tunggu diminta untuk menolong
orang, jangan mematok harga dalam memberikan jasa, niatilah menolong orang yang
sedang sakit karena Alloh, terus belajar dan belajar, kedepankan kepentingan
sosial kamu sebagai Pendamping Lokal karena ini kehidupan kamu.
“Tidak ada yang
tidak bisa dirubah kecuali takdir Alloh” masalahnya kita tidak akan pernah tahu
takdir itu yang mana. Banyak orang dengan kemiskinanya, dengan keadaannya yang
masih jauh dari cukup ketika diberi motifasi mengatakan ini sudah takdirNya, oh
saya tidak jodoh kerja ini kerja itu, kamu sekarang enak yah karena kamu jodoh
kerja itu. Oh...begitu pernyataan orang yang tidak punya motifasi ingin berubah
karena pernyataan ini adalah pernyataan orang yang malas dan tidak mau berfikir
menurut aku. Setelah beberapa lama Bapak Sugriwo melakukan teori yang saya
sarankan mulailah ada panggilan pijat dari teman, kuluarganya teman,
tetangganya teman dan seterusnya.
Akhirnya setalah
kurang dari satu tahun bapak Sugriwo mulai dikenal sebagai orang yang
berprofesi tukang pijat dan dia mulai menyadari apa yang saya katakan tidak
pantas berpenghasilan sedikit seharusnya berpenghasilan lebih itu bisa terjadi
jika mau, sabar dan telaten dalam menjalaninya.
Jabatan dia
sebagai Pendamping Lokal (PL) di Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat
(PNPM) Mandiri Perdesaan telah menghantarkan dia dari yang biasa menjadi
luarbiasa, dari buruh tani menjadi berprofesi, dari yang tidak pantas menjadi
pantas. Ingat sebelum kita meminta sesuatu kepada Alloh pantaskan dulu diri
kita untuk layak mendapatkan apa yang kita minta.
Cerita lama FK Pasirian
Tidak ada komentar:
Posting Komentar