Kamis, 23 Februari 2017

Cerita Inspirasi " SURAT UNTUK ANAK MUDA INDONESIA" oleh Bapak Anis Baswedan

copas dari sebelah
(KISAH NYATA)
Bapak ini, potensi membuat gelar dokter saya tertunda!

Mohon maaf, singkatnya saya memang sedang menceritakan secuil masa lalu. Yang entah mengapa pengalaman 7 tahun lalu terbersit kembali di hati. Namun jika ada hikmahnya bagi pembaca, saya rela menceritakannya hari ini.

Saat itu 2010. Kalender menunjukkan bulan Juni. Adalah bulan sebelum  saya dan teman-teman sangat disibukkan dengan sebuah prosesi menggembirakan. Wisuda Sarjana.

Bukan sarjana biasa, tapi sarjana kedokteran. Yang artinya, bahwa pendidikan sarjana ini bukanlah akhir.  Karena harus ditunjang dengan pendidikan profesi selama 2 tahun kedepan. Demi bisa bekerja profesional, mengamalkan ilmu dan bermanfaat secara lugas untuk membantu meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.

Wisuda baru akan digelar Juli 2010. Tapi sebenarnya ada 1 rahasia yang sengaja saya sembunyikan dari orang tua, dibalik sebuah prestasi bisa lulus tepat waktu.

Rahasia itu adalah ...
Saya ingin berhenti sejenak disini.
Berhenti sejenak pada sebuah title Sarjana.
Berhenti sejenak untuk meneruskan langkah.
Berhenti sejenak dalam melewati jalur perjalanan yang semestinya.

Tentu singkatnya adalah sebuah kalimat rengekan "Mama, Alda ga koass ya tahun ini"

Koass. Singkatan dari Koordiator Asisten. Adalah Mahasiswa profesi kedokteran dengan durasi 2 tahun pendidikan di Rumah Sakit, bertujuan agar memperdalam keilmuan tentang dunia kedokteran dan impelemtasinya pada pasien. Agar kelak lulus ujian kompetensi dokter, legal melafalkan Sumpah Dokter, akhirnya bergelar Dokter dan bekerja profesional dengan menggunakan naluri seorang dokter.

Sebagai seorang Ibu yang baik, yang juga mencoba menteladankan anaknya agar meraih pendidikan setinggi mungkin.. Maka mama saya saat itu sangat kaget dengan pola pikir anaknya. Bagaimana bisa?!

Anak pertama, putri satu-satunya, sedari kecil sudah didesign menjadi dokter, sudah digadang-gadang bisa jadi harapan keluarga. TAPI punya niat menunda jadi dokter? Oh oh oh.. Speachless!

"Kenapa, Nak?"

Mohon maaf Ma, mungkin itu bukan sebuah berita yang menjadi kado terindah menjelang prosesi Wisuda Sarjana

Adalah seseorang, yang entah mengapa begitu membuat saya merenung tentang apa yang bisa saya perbuat sesegera mungkin demi masyarakat.

Adalah seseorang, yang entah mengapa begitu membuat saya tergerak untuk mengabdi didaerah terdalam.

Adalah seseorang, yang entah mengapa begitu membuat saya merasa berdaya untuk mengerahkan potensi diri demi menjadi cahaya atas anak-anak Indonesia.

Adalah seseorang, yang tidak sengaja selembar suratnya saya baca. Entah takdir, entah bukan. Tapi saya merasa sangat tergugah,  tergerak dan berubah, usai membaca surat itu.

Namun lisan saya mendadak kelu. Dan saya hampir tidak bisa menjelaskan lebih dalam pada Ibunda tercinta, alasan mengapa saya memilih berhenti sejenak. Otak saya berpikir keras bagaimana agar tahap negosiasi ini di-acc. Dan Ahaa! Berikan saja suratnya pada Mama, pikirku.

Maka selembar surat yang sengaja kuselipkan dalam buku, berpindah tangan. Mama pun membaca dengan seksama..

***

Surat untuk Anak-anak Muda Indonesia

Saya menulis khusus pada Anda dengan sebuah keyakinan bahwa kita bersama bisa saling dukung demi kemajuan republik dan bangsa kita. Saya yakin karena sejarah sudah membuktikan bahwa Republik ini berdiri, tumbuh, berkembang dan maju seperti sekarang karena ditopang oleh anak-anak muda
yang tecerdaskan, tangguh dan energik seperti Anda.

Hari ini kondisi kita jauh lebih maju daripada saat kita menyatakan
merdeka. Saat republik berdiri, angka buta huruf adalah 95%. Saya
membayangkan betapa beratnya beban para pemimpin republik muda di waktu itu. Mereka harus menggerakan kemajuan dari nol, dari nol besar. Puluhan
juta rakyatnya sanggup berjuang dalam revolusi kemerdekaan, tapi tidak
sanggup menuliskan namanya sendiri. Hari ini melalui kerja kolektif
seluruh bangsa, kita berhasil memutarbalikan hingga tinggal 8% yang buta
huruf. Tidak banyak bangsa besar di dunia yang dalam waktu 60 tahun bisa
berubah sedrastis ini.

Itu prestasi kolosal, dan kita boleh bangga. Tapi daftar masalah yang
belum terselesaikan masih panjang. Melek huruf adalah langkah awal.
Langkah berikutnya adalah akses yang merata, akses untuk setiap anak pada
pendidikan berkualitas. Pendidikan berkualitas adalah kunci mengkonversi
dari kemiskinan dan keterbelakangan menjadi kemajuan, menjadi bangsa yang
cerdas, adil dan makmur.

Garda terdepan dalam soal pendidikan ini adalah guru. Di balik
kompleksitas perdebatan yang rumit dan panjang soal sistem pendidikan,
soal kurikulum, soal ujian dan semacamnya, berdiri para guru. Mereka
bersahaja, berdiri di depan anak didiknya; mereka mendidik, merangsang dan
menginspirasi. Dalam himpitan tekanan ekonomi, mereka hadir di hati
anak-anak Indonesia. Hati mereka bergetar setiap melihat anak-anak itu
menjadi orang di kemudian hari. Setiap ucapan terima kasih adalah tanda
atas pahala guru-guru ini. Mereka adalah profesi terpercaya, pada pundak
guru-guru ini kita titipkan persiapan masa depan republik ini.

Hari ini kita berhadapan dengan masalah: variasi kualitas guru dan
distribusi guru. Menghadapi masalah ini kita bisa berkeluh kesah,
menyalahkan negara dan menuding pemerintah. Atau kita gulungkan lengan
baju dan berbuat sesuatu. Saya mengajak kita semua untuk turun tangan.
Libatkan diri kita untuk mempersiapkan masa depan republik. Untuk kita,
untuk masa depan anak-anak kita dan untuk melunasi janji kemerdekaan:
mencerdaskan kehidupan bangsa.

Saat ini saya dan banyak kawan seide sedang mengembangkan program, yaitu sebuah inisiatif dengan misi ganda: pertama,
mengisi kekurangan guru berkualitas di Sekolah Dasar, khususnya di daerah
terpencil; dan kedua menyiapkan lulusan perguruan tinggi untuk jadi
pemimpin masa depan yang memiliki pengetahuan, pengalaman dan kedekatan
dengan rakyat kecil di pelosok negeri.

Kami mengundang putra-putri terbaik republik ini untuk menjadi Pengajar
Muda, menjadi guru SD selama 1 tahun. Satu tahun berada di tengah-tengah
rakyat di pelosok negeri, di tengah anak-anak bangsa yang kelak akan
meneruskan sejarah republik ini. Satu tahun berada bersama anak-anak di
dekat keindahan alam, di pesisir pulau-pulau kecil, di puncak-puncak
pegunungan dan di lembah-lembah hijau yang membentang sepanjang
khatulistiwa. Saya yakin pengalaman satu tahun ini akan menjadi bagian
dari sejarah hidup yang tidak mungkin bisa Anda lupakan: desa terpencil
dan anak-anak didik itu akan selalu menjadi bagian dari diri Anda.

Di desa-desa terpencil itu para Pengajar Muda akan menorehkan jejak,
menitipkan pahala; bagi para siswa SD disana, alas kaki bisa jadi tidak
ada, baju bisa jadi kumal dan ala kadarnya tapi mata mereka bisa berbinar
karena kehadiran Anda. Anda hadir memberikan harapan. Anda hadir
mendekatkan jarak
mereka dengan pusat kemajuan. Anda hadir membuat anak-anak SD di pelosok
negeri memiliki mimpi. Anda hadir membuat para orang-tua di desa-desa
terpencil ingin memiliki anak yang terdidik seperti anda. Ya,
ketertinggalan adalah baju mereka sekarang, tapi Anda hadir merangsang
mereka untuk punya
cita-cita, punya mimpi. Mimpi adalah energi mereka untuk meraih baju baru
di masa depan. Kemajuan dan kemandirian adalah baju anak-anak di masa
depan. Anda hadir disana, di desa mereka, Anda hadir membukakan pintu
menuju masa depan yang jauh lebih baik.

Sebagai Pengajar Muda, Anda adalah role model, Anda menjadi sumber
inspirasi. Kita semua yakin, mengajar itu adalah memberi inspirasi.
Menggandakan semangat, menyebarkan harapan dan optimisme; hal-hal yang
selama ini terlihat defisit di pelosok negeri ini.

Bukan hanya itu, selama 1 tahun para Pengajar Muda ini sebenarnya akan
belajar. Pengalaman berada di pelosok Indonesia, tinggal di rumah rakyat
kebanyakan, berinteraksi dekat dengan rakyat. Menghadapi tantangan mulai
dari sekolah yang minim fasilitas, desa tanpa listrik, masyarakat yang
jauh dari informasi sampai dengan kemiskinan yang merata; itu semua adalah
wahana tempaan, itu pengembangan diri yang luar biasa. Anda dibenturkan
dengan kenyataan republik ini. Anda ditantang untuk mengeluarkan seluruh
potensi energi Anda untuk mendorong kemajuan. Satu tahun ini menjadi
leadership training yang luar biasa. Sukses itu sering bukan karena
berhasil meraih sesuatu, tetapi karena Anda berhasil menyelesaikan dan
melampaui tantangan dan kesulitan. Setahun Anda berpeluang membekali diri
sendiri dengan resep untuk sukses.

Apalagi, kita semua tahu bahwa: You are a leader only if you have
follower. Keberhasilan Anda menjadi leader di hadapan anak-anak SD adalah
pengalaman leadership yang kongkrit. Biarkan anak-anak itu memiliki Anda,
mencintai Anda, menyerap ilmu Anda, mengambil inspirasi dari Anda. Anda
mengajar selama setahun, tapi kehadiran Anda dalam hidup mereka adalah
seumur hidup, dampak positifnya seumur hidup.

Sesudah satu tahun menjadi Pengajar Muda, Anda bisa meniti karir di
berbagai bidang. Anda memulai karir dengan bobot pengalaman dan nilai
kepemimpinan yang luar biasa. Saya sering tekankan: your high GPA will get
you a job interview, but your leadership gets you the bright future.
Setahun menjadi Pengajar Muda tidak akan membuat Anda terlambat
dibandingkan kawan-kawan yang tidak menjadi Pengajar Muda.
Perusahaan-perusahaan, institusi masyarakat dan lembaga pemerintahan semua
akan memandang Anda sebagai anak-anak muda yang cerdas, berpengalaman,
kreatif, berkepemimpinan kuat, konstruktif dan grounded. Mereka sangat
mencari anak-anak muda seperti itu. Mereka akan membuka lebar pintunya
bagi kehadiran Pengajar Muda.

Sejak awal bulan Juni 2010 Gerakan Indonesia Mengajar membuka peluang bagi
bakat-bakat muda terbaik bangsa seperti Anda, dari berbagai disiplin ilmu
dan dari dalam negeri maupun dari luar negeri, untuk menjadi Pengajar
Muda. Sarjana yang direkrut oleh Gerakan Indonesia Mengajar hanyalah best
graduate, sarjana-sarjana terbaik: berprestasi akademik, berjiwa
kepemimpinan, aktif bermasyarakat, kemampuan yang komunikasi baik.

Sebelum berangkat, Anda akan dibekali dengan pelatihan yang komplit
sebagai bekal untuk mengajar, untuk hidup dan untuk berperan di pelosok
negeri. Selama menjadi Pengajar Muda, Anda akan mendapatkan gaji yang
memadai dan kompetitif dibandingkan kawan Anda yang bekerja di sektor
swasta. Anda akan dibekali dengan teknologi penunjang selama program dan
jaringan yang luas untuk memilih karier sesudah selesai mengabdi sebagai
Pengajar Muda. Selama menjadi Pengajar Muda, Anda tidak akan dibiarkan
sendirian. Kami akan hadir dekat dengan Anda.

Seselesainya program ini, Anda meniti karier sebagai anak-anak terbaik
bangsa. Dalam beberapa tahun kedepan, Anda menjadi garda terdepan
Indonesia di era globalisasi baik di sektor swasta maupun publik. Kelak
Anda menjadi pemimpin di bidang masing-masing dengan kompetensi kelas
dunia dan ditopang pemahaman mendalam tentang bangsa sendiri. One day you
become world class leader, but grounded and strong roots in the heart of
the nation. Suatu saat mungkin Anda menjadi CEO, menjadi guru besar,
menjadi pejabat tinggi atau yang lainnya, saat itu di posisi apapun, Anda
selalu bisa mengatakan bahwa "Saya pernah hidup di desa terpencil dan
mengabdi untuk bangsa ini"; hari ini kita bisa dengan mudah menghitung
berapa banyak kalangan sipil yang sanggup mengatakan kalimat itu.

Di atas segalanya, program ini menawarkan kesempatan untuk setahun
mengajar, seumur hidup menginspirasi anak bangsa. Setahun menempa diri,
seumur hidup memancarkan gelora kepemimpinan.

Saya menggugah, sekaligus menantang Anda. Saya mengajak Anda untuk
bergabung bersama Indonesia Mengajar. Menjadi bagian dari ikatan untuk
membangun Indonesia kita.

Salam hangat,
AB

***

Usai membaca, Mama diam sejenak kemudian mengatakan : "Silahkan Nak.. Mengabdilah sebagaimana niatanmu. Mama juga guru. Gurunya mahasiswa. Dan merasakan sendiri bahwa surat ini ditulis dari hati. Jika usia mama sebagaimana dirimu, mama pasti memiliki niatan yang sama denganmu, mama pasti bergerak yang sama dengan gerakanmu, mama pasti memiliki sudut pandang yang sama denganmu."

Adem hati mendengar pembelaan mama atas kecenderungan hati ini. Merasa bahwa langkah ini makin ringan dengan ridho orang tua.

Maka sebelum wisuda digelar, saya mencoba mendaftarkan diri sebagai Pengajar Muda. Namun takdir berkata lain. Saya tidak bisa memasukkan data Nomor Ijazah, oleh karena Wisuda saya baru diselenggarakan bulan depan, disaat masa pendaftaran Pengajar Muda akan tutup 2 hari lagi. Sedih berat, kecewa sangat. Momentum yang belum tepat, membuat saya mau tidak mau sengaja berbalik arah untuk menjalani jalur dan lajur semestinya. Dunia perKoass-an. Dunia profesi kedokteran. Dan akhirnya 2 tahun kemudian, 2012, atas rahmat Allah, saya wisuda atas gelar Dokter.

Sebagaimana dalam judul kisah ini. Maka akan saya ungkap bahwa seseorang yang berpotensi membuat gelar dokter saya hampir tertunda adalah..

Seseorang yang gagasannya merasuk hingga ke hati dan pikiran saya.

Seseorang yang idenya menggerakkan otot tangan dan kaki saya.

Seseorang yang lisannya menghipnotis agar saya bertindak dalam misi yang sama.

Seseorang yang hatinya mengajarkan saya sisi humanis termanis dalam balutan nasionalisme bernegara.

Seseorang yang bahkan belum pernah saya temui tapi begitu kuat menginspirasi hingga saya berani mengambil arah berbeda demi ikut melunasi janji kemerdekaan Indonesia.

Seseorang yang nan jauh disana, di ibu kota negara, dengan keahliannya membuat Grand Design, bisa merangkul saya yang dari daerah, untuk rela bergerak bersama mewujudkan Indonesia yang Lebih Baik.

Seseorang itu bernama Anies Baswedan.

Terimakasih, Bapak.
Bapak telah menteladankan kami agar terdidik dan mendidik.
Bapak telah menteladankan kami agar terbina dan membina.
Baik dalam hati, pikiran, lisan dan tindakan.

Tak ada yang bisa saya ungkapkan kecuali sebongkah pengakuan bahwa keinginan terpendam menjadi Pengajar Muda tak pernah sirna hingga sekarang. Dan atas ijin Allah, melalui Gerakan Indonesia Mengajar, 5 bulan setelah saya batal mendaftarkan menjadi Pengajar Muda.. Saya tetap tergerak untuk berbuat sesuatu demi anak- anak Indonesia.

Saat itu status saya sebagai Koass Penyakit Dalam yang sepekan lagi menjadi Koass Bedah. Ditengah tuntukan tugas keilmuan dan pelayanan pada pasien, saya masih sengaja menyempatkan diri Menggalang Dana untuk Ensiklopedi Generasi Tatibajo Majene Sulawesi Barat. Sebuah wilayah pedalaman dimana Pengajar Muda Angkatan 1 ditempatkan. Alhamdulillah terkumpul dana 10 juta dalam 20 hari sehingga 6 set Ensiklopedia, puluhan Mushaf Quran dan Rekal/Meja Mengaji tersampaikan dengan utuh.  

Terimakasih, Bapak.
Ketulusan Bapak yang tersirat melalui surat yang terbaca 5 bulan sebelum galang dana, teramat membekas pada hati dan pikiran saya sebagai kaum muda. Saya tidak pernah setergerak ini untuk merasa berhutang pada negeri dan mencoba membantu melunasi hutang budi tersebut dengan berusaha mengabdi lebih dini pada negeri. Dan Bapak-lah yang menggugah nurani saya.

Jika kata Bung Karno
"Beri aku 10 pemuda maka akau akan megguncang dunia!"

Maka, atas ijin Allah, Bapak bahkan telah menggerakkan ribuan pemuda untuk merealisasikan Gagasan Grand Design Bapak yang amat brilian.

Maka saya yakin, pada Pemilihan Gubernur DKI Jakarta ini, Bapak Anies Baswedan adalah jawabannya.

Bahwa apabila seorang pemuda selain saya, yang bernama Pandji Pragiwaksono pernah mengungkapkan dalam tulisannya :

1. Saya mencari pemimpin yang mau bekerja untuk SEMUA warga Jakarta.

2. Saya mencari pemimpin yang bahkan mengajak SAYA ikut bekerja.

3. Saya mencari pemimpin yang datang dan bicara “Pandji, mohon maaf tapi saya butuh bantuanmu. Warga Jakarta banyak yang perlu dibela dan diperjuangkan. Kamu punya expertise yang dibutuhkan. Maukah?”

4. Saya mencari pemimpin yang menggerakkan.

5. Saya mencari pemimpin yang punya gagasan. Jelas dari sisi pendidikan dia punya dukungan ilmu untuk bisa menemukan gagasan terbaik untuk Jakarta.

6. Saya mencari Arsitek bagi kota Jakarta. Arsitek itu kan tidak ikut kerja nyusun bata dan nyemen tembok. Itu dikerjakan oleh pekerjanya. Arsitek itu kerjanya adalah menggagas bangunannya. Mendesain. Mengukur. Menghitung. Bahkan di banyak firma Arsitek, sang Arsitek tidak menggambar apapun karena ada lagi yang kerjanya melakukan itu. Kendatipun dia tidak ikut menyusun batu bata, kendatipun dia tidak menggambar apa-apa, tapi kehadiran Arsitek, gagasan seorang Arsitek, menentukan hasil akhir dari bangunan tersebut.
Kalau anda mau memilih pekerja, ya silakan. Tapi di mana-mana, pekerja ya kerja untuk yang punya gagasan.

7. Saya mencari pemimpin yang bisa memberikan Grand Design.

8. Saya mencari pemimpin yang punya gagasan.

9. Saya juga mencari pemimpin yang tahu caranya berhadapan dengan warganya sendiri. Tahu bagaimana cara berbicara dengan rakyatnya sendiri. Mendengarkan sebagai pimpinan, bukan sebagai atasan yang merasa jadi pemilik kebenaran. Mengerti ketika warganya salah dan mengerti caranya menyikapi kesalahan warganya.

10. Saya mencari pemimpin yang memajukan wilayah yang dipimpinnya dan membahagiakan rakyat yang dipimpinnya.

Maka, saya meyakini dan telah merasakan sendiri  bagaimana kepemimpinan Bapak teramat membekas dihati dan jiwa saya, menyublim menjadi sebuah sejarah  kepemimpinan yang indah untuk dikenang dan indah untuk diulang.

Terimakasih, Bapak.
Indonesia Membutuhkan Bapak dan semoga Rahmat Allah tercurah untuk Bapak Anies Baswedan dan Bang Sandiaga Uno dalam menapaki perjuangan Pilkada DKI Jakarta 2017 ini.

Bismillahitawakaltualallah. La haulawalakuwatta illa billahil aliyyil adzim.

Meralda Nindyasti
Malang, 15 Februari 2017

Tidak ada komentar:

Posting Komentar